Selasa 07 Jul 2020 22:49 WIB

Libya dan Amnesty International bahas pendokumentasian kejahatan haftar

Kedua pihak membahas berbagai upaya untuk mendeteksi dan mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan yang dilakukan milisi Haftar di Libya - Anadolu Agency

Libya dan Amnesty International bahas pendokumentasian kejahatan haftar.
Libya dan Amnesty International bahas pendokumentasian kejahatan haftar.

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Sebuah komisi di Parlemen Libya mengadakan pertemuan dengan Amnesty International untuk membahas pendokumentasian semua kejahatan yang dilakukan oleh milisi pro-Khalifa Haftar.

Dalam pernyataan dari akun media sosial Parlemen Libya, Komisi Hak Asasi dan Kebebasan Manusia di bawah parlemen tersebut telah mengadakan pertemuan daring dengan Diana El Tahawy, Kepala Kantor Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.

Baca Juga

Pernyataan tersebut menyebut kedua pihak membahas berbagai upaya untuk mendeteksi dan mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan yang dilakukan milisi Haftar.

Upaya tersebut bertujuan untuk menyajikan dokumen yang kredibel kepada masyarakat internasional dan menuntut keadilan di ranah internasional serta menyeret para penjahat mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.

Kedua pihak juga berdiskusi dengan organisasi internasional lainnya mengenai mekanisme yang diperlukan untuk mendokumentasikan kejahatan-kejahatan milisi Haftar.

Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Juni memutuskan untuk membentuk komisi untuk penyelidikan fakta-fakta yang dilakukan di Libya sejak 2016.

Setelah pembebasan kota Tarhuna, yang digunakan sebagai pusat operasi serangan milisi Haftar terhadap ibu kota Tripoli selama 14 bulan, otoritas Libya mengumumkan setidaknya ada 11 kuburan massal di dalam kota dan sekitarnya.

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada 22 Juni mengatakan Kantor Kejaksaan telah menerima informasi yang dapat dipercaya mengenai 11 kuburan massal di Tarhuna dan sekitarnya.

Libya telah dirundung konflik sejak Muammar Khaddafi digulingkan pada 2011. Pemerintah baru Libya didirikan pada 2015 di bawah kesepakatan pimpinan PBB, tetapi upaya untuk penyelesaian politik selalu gagal karena serangan militer pasukan Haftar.

PBB mengakui pemerintah Libya yang dipimpin oleh Fayez al-Sarraj sebagai otoritas sah negara itu. Pemerintah meluncurkan Operasi Badai Perdamaian untuk memerangi Haftar pada Maret.

Baru-baru ini, tentara Libya berhasil membebaskan lokasi-lokasi strategis termasuk pangkalan udara al-Watiya dan Kota Tarhuna, yang merupakan benteng pertahanan terakhir Haftar di Libya Barat.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/libya-dan-amnesty-international-bahas-pendokumentasian-kejahatan-haftar/1901264
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement