Rabu 08 Jul 2020 04:49 WIB

Melbourne Australia Terapkan Lockdown Enam Pekan

Mulai Rabu (8/7) tengah malam 4,9 juta warga Melbourne diharuskan tinggal di rumah

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Tanda Tetap Aman dari Coronavirus terlihat di pantai Elwood, Melbourne, Australia. Mulai Rabu (8/7) tengah malam 4,9 juta warga Melbourne diharuskan tinggal di rumah karena penerapan lockdown selama enam pekan. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE / SCOTT BARBOUR
Tanda Tetap Aman dari Coronavirus terlihat di pantai Elwood, Melbourne, Australia. Mulai Rabu (8/7) tengah malam 4,9 juta warga Melbourne diharuskan tinggal di rumah karena penerapan lockdown selama enam pekan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Kota Melbourne di Negara Bagian Victoria, Australia, kembali menerapkan karantina wilayah (lockdown) selama enam pekan ke depan pada Selasa (7/7). Hal itu dilakukan guna mengekang penyebaran Covid-19.

Mulai Rabu (8/7) tengah malam 4,9 juta warga Melbourne diharuskan tinggal di rumah. Mereka hanya diperkenankan keluar untuk keperluan penting seperti bekerja, berbelanja logistik, dan menghadiri janji medis. Restoran dan kafe tetap diizinkan beroperasi, tapi hanya melayani pembelian yang dibawa pulang. Sementara salon dan pusat kebugaran ditutup.

Baca Juga

Perbatasan Victoria dengan New South Wales pun akan ditutup. Itu merupakan yang pertama kali terjadi dalam satu abad terakhir. Ratusan polisi dan pasukan militer akan dikerahkan guna menegakkan peraturan penutupan perbatasan. Warga yang kedapatan melanggar atau melintasi perbatasan akan didenda sebesar 11 ribu dolar Australia atau dipenjara selama enam bulan.

Perbatasan antara Victoria dan New South Wales merupakan salah satu perbatasan tersibuk di Australia. Wali Kota Albury Kevin Mack mengungkapkan, dengan sekitar 50 ribu mobil melintasi perbatasan setiap harinya penutupan itu akan menjadi mimpi buruk bagi semua orang.

"Sekitar seperempat dari staf saya seperti saya tinggal di New South Wales dan melintasi perbatasan itu setiap hari untuk datang bekerja. Saya tidak tahu apakah mereka akan bisa masuk," kata Paul Armstrong yang mengelola sebuah pom bensin di Wodonga.

Izin perjalanan harian disebut akan diberikan kepada orang-orang yang tinggal di kota-kota perbatasan. Sementara yang hendak melakukan perjalanan ke luar kota, warga Victoria dapat mengajukan permohonan izin. Tapi mereka perlu membuktikan kebutuhan khusus perjalanannya. Kendaraan pengangkut barang dibebaskan untuk melintasi perbatasan tanpa izin.

Perdana Menteri Victoria Daniel Andrews mengatakan penerapan lockdown itu memang berat untuk diambil, tapi diperlukan. "Kita harus jelas satu sama lain bahwa (pandemi) ini belum berakhir. Berpura-pura bahwa itu karena kita semua ingin ini selesai bukanlah jawabannya. Itu memang bagian dari masalah. Sebagian besar dari masalah," kata Andrews.

Selama akhir pekan lalu, Andrews memerintahkan kembali penerapan pembatasan sosial ketat di lebih dari 30 pinggiran kota Melbourne. Sebanyak sembilan apartemen publik di-lockdown. Langkah-langkah demikian, termasuk penutupan perbatasan, merupakan pukulan bagi Australia yang hendak memulihkan perekonomiannya dalam tempo cepat. Negeri Kanguru telah mendekati resesi pertamanya selama hampir tiga dekade terakhir.

Pada Selasa, Australia melaporkan 199 kasus baru Covid-19. Sebanyak 191 di antaranya berasal dari Victoria. Itu merupakan kenaikan terbesar yang tercatat dalam sehari sejak awal April. Saat berita ini ditulis, Australia memiliki 8.755 kasus Covid-19 dengan 106 kematian.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement