Selasa 24 Jan 2023 19:28 WIB

AS dan Israel Memulai Latihan Militer Bersama

AS mendorong sistem rudal dan pertahanan udara terintegrasi antara Israel dan Arab.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Bendera berkibar di gedung konsulat Amerika Serikat di Yerusalem, 4 Maret 2019. Amerika Serikat (AS) dan Israel telah memulai latihan militer bersama yang bertujuan untuk memperkuat kerja gabungan kedua pasukan.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Bendera berkibar di gedung konsulat Amerika Serikat di Yerusalem, 4 Maret 2019. Amerika Serikat (AS) dan Israel telah memulai latihan militer bersama yang bertujuan untuk memperkuat kerja gabungan kedua pasukan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dan Israel telah memulai latihan militer bersama yang bertujuan untuk memperkuat kerja gabungan kedua pasukan. Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) pada Senin (23/1/2023) mengatakan, latihan ini berkontribusi pada stabilitas regional.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan CENTCTOM melakukan Latihan Juniper Oak 23.2 di Israel dan Laut Mediterania Timur. CENTCOM merupakan cabang departemen pertahanan AS yang mengawasi operasi militer di Timur Tengah dan sebagian Asia. 

Baca Juga

"Juniper Oak adalah latihan Gabungan Semua Domain yang meningkatkan interoperabilitas kami di darat, di udara, di laut, di luar angkasa, dan di dunia maya dengan mitra kami, meningkatkan kemampuan kami untuk merespons kontinjensi, dan menggarisbawahi komitmen kami terhadap Dunia Tengah. Timur,” kata Komandan CENTCOM, Jenderal Michael Kurilla, dilaporkan Al Arabiya, Selasa (24/1/2023).

Latihan tersebut mencakup tembakan langsung skala besar dengan lebih dari 140 pesawat, 12 kapal angkatan laut, sistem peluncuran roket dan roket. Pada awal Januari Kurilla bertemu dengan pejabat senior militer dan pertahanan Israel untuk membahas ancaman regional.

Selama kunjungan ke Tel Aviv beberapa waktu lalu, Kurilla bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant. Mereka berdiskusi tentang pendalaman kerja sama pertahanan dan teknologi.

Kurilla juga mengunjungi markas besar Angkatan Udara Israel. Kurilla menerima pengarahan, demonstrasi kemampuan militer Israel, pembaruan ancaman regional, dan “ikhtisar pertahanan udara dan rudal terintegrasi.”

Washington telah mendorong sistem rudal dan pertahanan udara terintegrasi antara Israel dan negara Arab dalam menghadapi meningkatnya ancaman Iran. 

Drone bermuatan bom dan kendaraan udara tak berawak telah menjadi kekuatan Teheran dalam beberapa tahun terakhir. Pentagon percaya bahwa berbagi informasi intelijen dan koordinasi dengan Iran dapat membantu mengatasi ancaman dengan lebih baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement