Rabu 01 Sep 2021 13:30 WIB

Biden Tolak Kritik Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan

Biden mengatakan keputusan untuk menarik pasukan AS adalah warisan Trump

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Presiden Joe Biden berbalik meninggalkan podium setelah berbicara tentang berakhirnya perang di Afghanistan dari Ruang Makan Negara Gedung Putih, Selasa, 31 Agustus 2021, di Washington.
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden Joe Biden berbalik meninggalkan podium setelah berbicara tentang berakhirnya perang di Afghanistan dari Ruang Makan Negara Gedung Putih, Selasa, 31 Agustus 2021, di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Selasa (31/8) dengan tegas menolak kritik atas keputusannya untuk menarik pasukan dari Afghanistan. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Biden mengatakan keputusan untuk menarik pasukan AS dan sekutu dari Afghanistan adalah warisan dari pemerintahan mantan presiden Donald Trump.

“Saya tidak akan memperpanjang perang ini selamanya dan saya tidak memperpanjang jalan keluar selamanya,” kata Biden dengan nada suara yang meninggi.

Baca Juga

Penanganan penarikan Biden telah menuai kritik tajam dari Partai Republik Bahkan partai Biden, Demokrat, serta sekutu asing, yang tidak sepakat dengan keputusan presiden AS yang enggan memperpanjang batas waktu penarikan pasukan dan evakuasi. Biden menetapkan batas waktu penarikan pasukan pada 31 Agustus.

Para pejabat AS meyakini terdapat sekitar 100 hingga 200 warga Amerika yang masih berada di Afghanistan. Mereka memiliki keinginan untuk meninggalkan Afghanistan tapi tidak dapat mencapai bandara Kabul. Biden mengatakan sebagian besar warga Amerika yang masih tertinggal di Afghanistan adalah orang-orang yang memiliki kewarganegaraan ganda dan penduduk lama yang sebelumnya telah memutuskan untuk menetap. Biden menambahkan Amerika Serikat bertekad untuk mengeluarkan mereka dari Afghanistan.

Sebagian besar anggota parlemen telah meminta Biden untuk memperpanjang batas waktu evakuasi, untuk memungkinkan lebih banyak orang Amerika dan Afghanistan yang terangkut.  Biden mengatakan, dia berpegang pada tujuan untuk menyelamatkan nyawa. Menurut Biden, jika evakuasi dimulai lebih awal yaitu pada Juni atau Juli, maka masih tetap ada orang-orang yang tertinggal dan tidak dapat mencapai bandara Kabul secara tepat waktu.

"Saya bertanggung jawab atas keputusan itu. Sekarang ada yang mengatakan kita seharusnya memulai evakuasi massal lebih cepat dan tidak bisakah ini dilakukan dengan lebih tertib. Saya dengan hormat tidak setuju,” kata Biden.

Biden menyebut salah satu kesepakatan antara AS dan Taliban yang ditengahi oleh pemerintahan Trump pada tahun lalu yaitu pembebasan 5.000 tahanan termasuk beberapa komandan perang utama Taliban. "Pada saat saya menjabat, Taliban berada dalam posisi militer terkuatnya sejak 2001, menguasai atau memperebutkan hampir setengah dari negara itu,” katanya.

Biden berbalik mengkritik ketidakmampuan pemerintah Afghanistan untuk Taliban. Hal ini menyebabkan AS dan NATO harus keluar dari Afghanistan dengan tergesa-gesa. Biden juga menyoroti Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang memilih untuk melarikan diri ketimbang menghadapi Taliban dan menyelamatkan rakyatnya.

"Rakyat Afghanistan menyaksikan pemerintahan mereka runtuh dan melarikan diri di tengah korupsi dan penyimpangan, menyerahkan negara mereka kepada Taliban," kata Biden.

Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis pada Senin (30/8), kurang dari 40 persen orang Amerika setuju dengan penanganan pemerintahan Biden atas penarikan pasukan dari Afghanistan. Sementara tiga perempat orang Amerika ingin pasukan AS tetap berada di Afghanistan sampai semua warga sipil Amerika bisa keluar dari Kabul.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement