Rabu 20 Jan 2021 10:19 WIB

Twitter Setel Ulang Akun POTUS Presiden AS

Akun @POTUS yang dikelola pemerintahan Trump akan diarsipkan ke akun @POTUS45

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Twitter. Ilustrasi
Foto: Reuters
Twitter. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Twitter akan menyetel ulang akun Presiden Amerika Serikat (AS) @POTUS yang diambil dari singkatan dari President of the United States. Twitter sudah menutup akun Donald Trump @realDonaldTrump.

Kini kehadiran Trump di media sosial hanya di akun @POTUS, setidaknya sampai Rabu (20/1) ini. Akun institusional tersebut tidak dimiliki individu tertentu dan ditujukan untuk pemerintah yang sedang berkuasa.

Baca Juga

Akun-akun @POTUS, @WhiteHouse, dan @FLOTUS (First Lady of United States) akan diserahkan ke pemerintahan Presiden terpilih Joe biden. Twitter akan menyerahkan akun-akun tersebut usai Biden dilantik.

Tidak seperti perpindahan akun sebelumnya dari mantan presiden Barack Obama ke Trump, Presiden AS ke-45 itu mewarisi pengikut akun @POTUS yang dikelola Obama. Akan tetapi akun @POTUS yang diserahkan ke Biden akan kehilangan sebagian besar pengikutnya.

Orang-orang yang mengunjungi akun ini, selain yang mengikuti akun Biden dan Harris seperti @KamalaHarris, akan menerima notifikasi. Mereka diberitahu dapat mengikuti akun-akun pribadi Biden dan Harris. Akun Biden saat ini @PresElectBiden akan dipindahkan ke akun @POTUS setelah ia dilantik.

Tim Biden tampaknya tidak senang dengan kebijakan ini. Pekan lalu direktur digital tim Biden, Rob Flaherty, mengatakan penyetelan ulang pengikut ini 'jelas tidak mencukupi'. Penyetelan ulang di tampilan Twitter memberi pengguna pilihan untuk mengikuti akun baru atau tidak.

Twitter mengatakan mereka belum memutuskan apakah akan mengambil pendekatan itu selama perpindahan kekuasaan di AS. Namun juru bicara Twitter Nick Pacilio mengatakan itu kebijakan di negara lain.  

Akun @POTUS yang dikelola pemerintahan Trump akan diarsipkan ke akun @POTUS45 seperti akun Obama @POTUS44. Akan tetapi akun pribadi Trump @realDonaldTrump tidak mendapatkan hak tersebut.

Akun tersebut memang banyak diarsipkan di platform lain dan oleh para peneliti tapi sudah hilang di Twitter. Akademisi mengkritik penutupan akun tersebut karena menurut mereka seharusnya menjadi bagian dari catatan publik, mudah dicari, dan dapat diakses semua orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement