Rabu 02 Dec 2020 21:29 WIB

Pejabat Georgia: Klaim Kemenangan Trump Picu Kekerasan

Berdasarkan penghitungan ulang suara di Georgia, Joe Biden tetap unggul.

Presiden Donald Trump
Foto: EPA-EFE/Erin Schaff
Presiden Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat negara bagian Georgia, Gabriel Sterling, mengatakan Presiden Donald Trump harus bertanggung jawab atas kekerasan terjadi akibat klaim penipuan pemilu yang tidak berdasar. Georgia melakukan penghitungan ulang suara kedua dan hasil tetap menunjukan presiden terpilih dari Partai Demokrat Joe Biden dinyatakan sebagai pemenang meski tipis.

"Semuanya sudah keterlaluan! Semua itu! Itu harus dihentikan!" ujarnya dikutip dari BBC.

Juru bicara kampanye Trump, Tim Murtaugh, mengatakan mereka mencoba untuk memastikan bahwa semua suara sah dihitung dan semua suara ilegal tidak. Ancaman ini dinilai sebagai bentuk dugaan tanpa dasar yang akan memicu kekerasan.

Sterling yang juga manajer implementasi sistem pemungutan suara Georgia, menegur rekannya sesama Partai Republik, termasuk presiden. Dia mengatakan seorang kontraktor berusia 20 tahun di Gwinnett County untuk Sistem Voting Dominion, telah menerima ancaman pembunuhan. Keluarga pekerja pemilu juga dilecehkan.

Pria yang tidak disebutkan namanya itu diancam dengan dituduh melakukan pengkhianatan. Sterling mengatakan, dia sendiri memiliki penjaga polisi di luar rumahnya. Sementara istri dari Menteri Luar Negeri Georgia, Brad Raffensperger, mendapatkan ancaman seksual melalui ponselnya.

"Ancaman kematian, ancaman fisik, intimidasi, itu terlalu berlebihan, itu tidak benar, mereka telah kehilangan landasan moral yang tinggi untuk mengklaim bahwa itu benar," ujar Sterling.

Sterling juga mengutip ancaman kekerasan terhadap Chris Krebs, yang dipecat bulan lalu sebagai kepala Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS setelah dia membantah klaim penipuan Trump. Dia pun mengutuk pengacara Trump Joe DiGenova, yang mengatakan bahwa Krebs harus dibawa keluar pada pagi hari dan ditembak.

"Apa yang Anda tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya, dan Anda perlu melangkah dan mengatakan ini, adalah berhenti menginspirasi orang untuk melakukan tindakan potensial kekerasan," ujar Sterling merujuk pada Trump.

Menurut Sterling, sikap yang ditunjukan presiden dari Partai Republik ini akan membuat seseorang terluka, tertembak, bahkan terbunuh. "Jadilah orang yang lebih besar di sini, dan berhenti, turun tangan, beri tahu pendukung Anda, jangan melakukan kekerasan, jangan mengintimidasi. Semua itu salah, ini bukan Amerika," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement