Rabu 10 Jun 2020 15:02 WIB

Pendeta Al Sharpton: Floyd Meninggalkan Warisan Besar

Pemakaman Floyd disiarkan langsung televisi Amerika Serikat.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi bersama anggota parlemen Demokrat berlutut dan berhening untuk menghormati George Floyd dan korban ketidakadilan rasial, di Capitol Hill di Washington, DC, AS, Senin (8/6). Kematian George Floyd sementara di tahanan polisi di Minneapolis telah memicu protes global menuntut reformasi kepolisian.
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Ketua DPR AS Nancy Pelosi bersama anggota parlemen Demokrat berlutut dan berhening untuk menghormati George Floyd dan korban ketidakadilan rasial, di Capitol Hill di Washington, DC, AS, Senin (8/6). Kematian George Floyd sementara di tahanan polisi di Minneapolis telah memicu protes global menuntut reformasi kepolisian.

REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON --   Acara pemakaman George Floyd di sebuah gereja di Houston, Rabu (10/6) disiarkan langsung oleh semua jaringan televisi utama di Amerika Serikat. Pemakaman Floyd juga dihadiri oleh anggota keluarga, tokoh serta politisi.

George Floyd adalah seorang pria kulit hitam yang tewas setelah lehernya ditindih dengan lutut oleh polisi kulit putih, membangkitkan protes di seluruh dunia terhadap ketidakadilan rasial.

Baca Juga

Aksi unjuk rasa ini berawal dari rekaman video yang menunjukkan George Floyd (46) diborgol dan terbaring telungkup di jalan Minneapolis, sementara seorang polisi kulit putih berlutut di lehernya selama hampir sembilan menit.

Video itu menunjukkan Floyd terengah-engah ketika dia berteriak, "Mama," dan mengeluh, "tolong, aku tidak bisa bernapas," sebelum tewas.

Seorang polisi bernama Derek Chauvin (44) dan tiga polisi lainnya dituduh melakukan pembunuhan tingkat dua atas kematian Floyd pada 25 Mei.

Kata-katanya saat Floyd sekarat telah menjadi seruan bagi puluhan ribu pengunjuk rasa di seluruh dunia.

Puluhan ribu pengunjuk rasa tidak gentar oleh pandemi virus corona, menuntut keadilan bagi Floyd dan mengakhiri penganiayaan terhadap minoritas oleh penegak hukum AS.

Pendeta sekaligus aktivis hak asasi manusia, Al Sharpton, menyebut Floyd "seorang laki-laki biasa" yang meninggalkan warisan besar. "Tuhan mengambil Floyd dan menjadikannya landasan dari sebuah gerakan yang akan mengubah seluruh dunia," kata Sharpton.

Dia menambahkan bahwa keluarga Floyd akan memimpin pawai di Washington pada 28 Agustus untuk menandai peringatan pidato "I Have a Dream" yang dilontarkan pemimpin hak-hak sipil Martin Luther King Jr pada tahun 1963.

Sekitar 2.500 orang menghadiri pemakaman George Floyd. Bendera Amerika berjejer di jalanan di luar gereja. Bunga dan karangan bunga ditempatkan di sekitar foto Floyd.

Keponakan Floyd, Brooke Williams dalam pidato saat pemakaman Floyd mengatakan ini bukan sekadar pembunuhan, tapi kejahatan rasial.  "Ini bukan hanya pembunuhan tetapi kejahatan rasial," ujarnya yang mendapat tepuk tangan meriah dari para pelayat di dalam Gereja "Fountain of Praise" di Houston.

Williams, salah satu dari beberapa kerabat dan teman, yang berpakaian serba putih mengingat Floyd sebagai kepribadian yang penuh kasih. Saudara laki-laki Floyd, Filonise, yang terisak dalam kesedihan, memberi tahu para pelayat, "George adalah sosok manusia super bagi saya."

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement