Jumat 10 Apr 2020 23:23 WIB

New York City Siapkan Pemakaman Pasien Covid-19 Dhuafa

Pemakaman pasien Covid-19 dhuafa berada di Hart Island

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nashih Nashrullah
Pemakaman pasien Covid-19 dhuafa berada di Hart Island Petugas kesehatan mengangkut mayat ke truk kulkas yang berfungsi sebagai kamar mayat sementara di Kingsbrook Jewish Medical Center, Brooklyn, New York, AS, Rabu (8/4).
Foto: EPA-EFE/Peter Foley
Pemakaman pasien Covid-19 dhuafa berada di Hart Island Petugas kesehatan mengangkut mayat ke truk kulkas yang berfungsi sebagai kamar mayat sementara di Kingsbrook Jewish Medical Center, Brooklyn, New York, AS, Rabu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – New York City menyediakan sebuah pemakaman massal bagi pasien infeksi virus korona yang meninggal dunia. Pemakaman massal tersebut berlokasi di Hart Island.

Dalam sebuah foto yang beredar, petugas pemakaman yang mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap menurunkan beberapa peti mati. Pemakaman massal ini digunakan bagi jenazah yang tidak memiliki keluarga dekat atau tidak mampu membayar biaya pemakaman.

Baca Juga

Hart Island terletak di luar wilayah Bronx, di Long Island Sound. Wilayah ini sudah digunakan sebagai tempat pemakaman massal bagi jenazah tanpa keluarga atau mereka yang tidak mampu membayar biaya pemakaman sejak 150 tahun lalu. 

Operasional pemakaman di Hart Island telah melonjak dari satu hari sepekan, menjadi lima hari sepekan. Wali Kota New York City, Bill de Blasio mengatakan, pemakaman massal akan dioperasikan hingga krisis pandemi virus korona berlalu. 

"Sudah jelas bahwa tempat yang kita gunakan secara historis adalah Hart Island," ujar de Blasio, dilansir BBC.

Jumlah kematian akibat virus korona di New York telah meningkat menjadi 799 pada Rabu, sehingga totalnya 7.067. 

Gubernur New York, Andrew Cuomo mengatakan, meski jumlah kematian tinggi, ada penurunan tajam jumlah pasien baru yang dirawat di rumah sakit dalam 24 jam terakhir.

Penurunan jumlah pasien baru menunjukkan bahwa langkah menjaga jarak sosial telah evektif. Namun, Cuomo memperingatkan agar warga New York tidak terlena dengan turunnya angka pasien baru tersebut. Para pejabat kesehatan New York mendorong kepada seluruh warga agar menggunkan masker jika keluar rumah.

Kepala gugus tugas pandemi virus korona AS, Anthony Fauci, pada Maret lalu memperkirakan bahwa jumlah kematian akibat virus korona bisa mencapai antara 100 ribu hingga 200 ribu Proyeksi ini lebih tinggi dari total kematian akibat flu yang mencapai 60 ribu antara Oktober 2019 hingga Maret 2020.

Wakil Presiden AS, Mike Pence, menekankan bahwa penularan virus korona tiga kali lipat lebih tinggi dari influenza. 

Sebelumnya, Gedung Putih memperkirakan 2,2 juta warga Amerika bisa meninggal dunia karena virus korona, jika tidak ada langkah tegas untuk menghentikan penyebarannya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement