Jumat 20 Mar 2020 10:12 WIB

AS Minta Warganya di Luar Negeri untuk Pulang

Warga AS juga diinstruksikan untuk tak pergi ke luar negeri selama pandemi corona

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Pemerintah Amerika Serikat (AS) memerintahkan kepada seluruh warganya yang ada di luar negeri untuk pulang. Ilustrasi.
Foto: EPA
Pemerintah Amerika Serikat (AS) memerintahkan kepada seluruh warganya yang ada di luar negeri untuk pulang. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) memerintahkan kepada seluruh warganya yang ada di luar negeri untuk pulang. Warga AS juga diinstruksikan untuk tidak bepergian ke luar negeri selama pandemi virus corona jenis baru atau Covid-19.

"Departemen Luar Negeri menyarankan warga AS untuk menghindari semua perjalanan internasional karena dampak global Covid-19. Di negara-negara yang tetap membuka penerbangan komersial, warga AS harus segera mengatur jadwal pulang, kecuali mereka siap untuk tetap tinggal di luar negeri dalam jangka waktu yang tidak ditentukan," ujar pernyataan pemerintah dilansir Aljazirah, Jumat (20/3).

Baca Juga

Peringatan ini dilakukan karena ribuan warga AS yang tinggal di luar negeri tidak bisa pulang akibat pembatalan penerbangan dan penutupan perbatasan. Departemen Luar Negeri menyatakan kedutaan besar AS telah mengurangi stafnya di seluruh dunia.

AS telah meningkatkan peringatan perjalanan ke level empat. Peringatan di level empat biasanya ditujukan untuk negara-negara tertentu yang terlibat konflik maupun bencana alam yang dapat memberikan risiko bagi warga AS. Namun, peringatan ini sifatnya tidak mengikat sehingga satu-satunya cara melarang warga AS bepergian ke luar negeri adalah dengan tidak memvalidasi paspor AS.

Peringatan perjalanan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri dapat memengaruhi perusahaan asuransi. Hal ini menyebabkan mereka menaikkan premi atau membatalkan kebijakan perjalanan untuk tur kelompok dan individu. Pembatalan perjalanan telah banyak dilakukan sebelum level peringatan dinaikkan.

Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 207 ribu orang di seluruh dunia. Virus ini telah menimbulkan 8.600 kematian sejak pertama kali muncul di Wuhan, China pada Desember 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement