Selasa 10 Mar 2020 13:50 WIB

Penumpang Pesawat di AS yang Batuk dan Bersin Diminta Keluar

Beberapa penumpang United Airlines mempermasalahkan penumpang lain yang batuk.

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Beberapa penumpang United Airlines mempermasalahkan penumpang lain yang batuk. Ilustrasi.
Foto: .
Beberapa penumpang United Airlines mempermasalahkan penumpang lain yang batuk. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES — Sejumlah penumpang di pesawat United Airlines mengeluhkan adanya seseorang yang bersin dan batuk. Keluhan itu dilayangkan dalam penerbangan dari Eagle, Colorado menuju Newark, New Jersey, Amerika Serikat (AS) pada Ahad (8/3). Akibat keluhan ini, penerbangan dialihkan ke Bandara Internasional Denver.

Pesawat itu diizinkan melanjutkan penerbangan ke New Jersey setelah sejumlah penumpang menimbulkan keributan karena khawatir ada seorang penumpang lainnya yang bersin dan batuk. Mereka cemas akan tertular virus corona jenis baru yang sedang mewabah. Mereka meminta penumpang tersebut untuk tidak diizinkan mengikuti penerbangan. 

Baca Juga

Maskapai United Airlines mengatakan, insiden ini sebenarnya sama sekali bukan situasi medis yang dikhawatirkan. Penumpang yang bersin dan batuk setelah diperiksa diketahui memiliki alergi. Karenanya ia tetap diizinkan berada dalam pesawat.

“Setelah mendarat dengan selamat, pihak maskapai bertemu dengan pihak berwenang,” ujar pernyataan United Airlines dilansir One India, Selasa (10/3).

Hingga hari ini, jumlah kematian akibat infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) telah menembus lebih dari 4.000. Mayoritas kasus berada di China sebagai negara pertama virus ditemukan. Wabah telah menyebar ke lebih dari 100 negara, dengan lebih dari 110 ribu kasus infeksi.

Epidemi virus corona telah berdampak luas pada perjalanan global, serta berbagai pembatalan acara-acara di berbagai negara seperti ajang olahraga. Meski demikian, dilansir The Strait Times, jumlah kasus baru di China dilaporkan terus menurun dalam beberapa pekan terakhir.

Pada Selasa (10/3), hanya ada 19 kasus baru yang dilaporkan. Ini merupakan jumlah terendah sejak Pemerintah Cina menghitung jumlah kasus infeksi COVID-19 mulai pada 21 Januari lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement