Senin 20 Dec 2021 20:25 WIB

Mengintip Konservasi Burung Hantu di Sleman

Konservasi jadi tempat studi dan perawatan burung hantu sebelum dilepasliarkan. .

Rep: Wihdan Hidayat/ Red: Mohamad Amin Madani

Inisiator konservasi burung hantu Lim Wen Sin memberikan makan burung hantu atau Tyto Alba di kandang perawatan di Cancangan, Sleman, Yogyakarta, Senin (20/12). Di sini dikembangkan pencegahan hama tikus menggunakan Tyto Alba. Selain itu, juga menjadi tempat studi dan perawatan burung hantu sebelum dilepasliarkan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Inisiator konservasi burung hantu Lim Wen Sin memberikan makan burung hantu atau Tyto Alba di kandang perawatan di Cancangan, Sleman, Yogyakarta, Senin (20/12). Di sini dikembangkan pencegahan hama tikus menggunakan Tyto Alba. Selain itu, juga menjadi tempat studi dan perawatan burung hantu sebelum dilepasliarkan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Inisiator konservasi burung hantu Lim Wen Sin memberikan makan burung hantu atau Tyto Alba di kandang perawatan di Cancangan, Sleman, Yogyakarta, Senin (20/12). Di sini dikembangkan pencegahan hama tikus menggunakan Tyto Alba. Selain itu, juga menjadi tempat studi dan perawatan burung hantu sebelum dilepasliarkan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Burung hantu memakan daging di kandang perawatan di Cancangan, Sleman, Yogyakarta, Senin (20/12). Di sini dikembangkan pencegahan hama tikus menggunakan Tyto Alba. Selain itu, juga menjadi tempat studi dan perawatan burung hantu sebelum dilepasliarkan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Inisiator konservasi burung hantu Lim Wen Sin memberikan makan burung hantu atau Tyto Alba di kandang perawatan di Cancangan, Sleman, Yogyakarta, Senin (20/12). Di sini dikembangkan pencegahan hama tikus menggunakan Tyto Alba. Selain itu, juga menjadi tempat studi dan perawatan burung hantu sebelum dilepasliarkan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Inisiator konservasi burung hantu Lim menuju kandang perawatan di Cancangan, Sleman, Yogyakarta, Senin (20/12). Di sini dikembangkan pencegahan hama tikus menggunakan Tyto Alba. Selain itu, juga menjadi tempat studi dan perawatan burung hantu sebelum dilepasliarkan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Kandang perawatan burunghantu atau Tyto Alba di Cancangan, Sleman, Yogyakarta, Senin (20/12). Di sini dikembangkan pencegahan hama tikus menggunakan Tyto Alba. Selain itu, juga menjadi tempat studi dan perawatan burung hantu sebelum dilepasliarkan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Inisiator konservasi burung hantu Lim Wen Sin memberikan makan burung hantu atau Tyto Alba di kandang perawatan di Cancangan, Sleman, Yogyakarta, Senin (20/12). Di sini dikembangkan pencegahan hama tikus menggunakan Tyto Alba. Selain itu, juga menjadi tempat studi dan perawatan burung hantu sebelum dilepasliarkan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Inisiator konservasi burung hantu Lim Wen Sin memberikan makan burung hantu atau Tyto Alba di kandang perawatan di Cancangan, Sleman, Yogyakarta, Senin (20/12). Di sini dikembangkan pencegahan hama tikus menggunakan Tyto Alba. Selain itu, juga menjadi tempat studi dan perawatan burung hantu sebelum dilepasliarkan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Tempat konservasi burung hantu atau Tyto Alba di kandang perawatan di Cancangan, Sleman, Yogyakarta, Senin (20/12). Di sini dikembangkan pencegahan hama tikus menggunakan Tyto Alba. Selain itu, juga menjadi tempat studi dan perawatan burung hantu sebelum dilepasliarkan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Sangkar buatan warga untuk burung hantu atau Tyto Alba di Cancangan, Sleman, Yogyakarta, Senin (20/12). Di sini dikembangkan pencegahan hama tikus menggunakan Tyto Alba. Selain itu, juga menjadi tempat studi dan perawatan burung hantu sebelum dilepasliarkan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Kandang perawatan burung hantu di Cancangan, Sleman, Yogyakarta, Senin (20/12). Di sini dikembangkan pencegahan hama tikus menggunakan Tyto Alba. Selain itu, juga menjadi tempat studi dan perawatan burung hantu sebelum dilepasliarkan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Sangkar buatan warga untuk burung hantu atau Tyto Alba di Cancangan, Sleman, Yogyakarta, Senin (20/12). Di sini dikembangkan pencegahan hama tikus menggunakan Tyto Alba. Selain itu, juga menjadi tempat studi dan perawatan burung hantu sebelum dilepasliarkan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Inisiator konservasi burung hantu Lim Wen Sin memberikan makan burung hantu atau Tyto Alba di kandang perawatan di Cancangan, Sleman, Yogyakarta, Senin (20/12).

Disini dikembangkan pencegahan hama tikus menggunakan Tyto Alba. Selain itu, juga menjadi tempat studi dan perawatan burung hantu sebelum dilepasliarkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement