Selasa 16 Jul 2013 15:08 WIB

Pilih Bumbu Instan atau Bumbu Asli?

Bumbu dapur/ilustrasi
Foto: farmhousecooking.com
Bumbu dapur/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Kebanyakan dari mereka pengguna bumbu instan adalah orang yang memang menginginkan kepraktisan. Biasanya, adalah mereka yang tidak mempunyai cukup waktu sehingga membutuhkan sesuatu yang cepat saji. Bumbu instan juga sangat membantu para ibu -- terutama ibu muda -- yang kurang 'berpengalaman' di dapur. Membuat rendang, misalnya. Tidak semua ibu mahfum cara membuat rendang yang rasanya sesedap rendang di rumah makan Padang. Dengan bumbu instan ini, anda tinggal menyediakan daging dan ssantannya saja. Langkah selanjutnya, petunjuk memasak pada etiket bumbu instan yang akan 'berbicara'.

Selain cepat dan praktis, apa memiliki kelebihan lain bumbu instan? ''Tidak ada!'' kata ahli masak Rudy Choirudin cepat. Menurutnya, kelebihan bumbu instan hanya terletak pada kecepatan dan kepraktisannya saja. Rudy sendiri pernah mencoba memasak dengan bumbu instan. Ia mengakui, dari segi rasa, hampir sama dengan bumbu asli. Namun demikian, terdapat perbedaan yang cukup mengganggu setelah kita mencicipinya. ''Rasanya memang enak, tapi seperti ada aroma langu setelah kita makan hidangan dengan bumbu instan itu,'' ungkapnya.

Aroma itu, menurut Rudy, mungkin disebabkan karena bahan pengawet yang terkandung dalam bumbu instan tersebut. ''Namanya juga dalam kemasan, pasti tidak fresh dong. Kemungkinan besar menggunakan bahan pengawet, dan jangan-jangan rasa enaknya itu karena kandungan vetsinnya dan bukan dari bahan-bahan bumbunya,'' ujar dia.

Hal tersebut memang baru dugaan Rudy saja. Belum ada data yang pasti yang mampu mensahihkan persoalan tersebut. Penjaga 'gawang' hak konsumen YLKI pun, belum melakukan penelitian sehingga belum bisa mengklarifikasi sinyalemen tentang kandungan vetsin yang berlebihan.

Meski begitu, sebagai konsumen, kita tetap harus waspada. Apalagi, banyak penelitian yang menyebut vetsin atau Monosodium Glutamat (MSG) ini memiliki efek negatif. Munculnya efek negatif ini adalah jika MSG dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan dan dalam waktu lama.

Oleh karena itu Rudy menyarankan agar kaum ibu lebih baik meluangkan waktunya untuk memasak dan mengenal banyak resep. Sesekali memanfaatkan 'jasa' bumbu instan boleh-boleh saja, tapi jangan dijadikan  kebiasaan. Banyak keuntungan yang didapat seorang ibu bila meracik sendiri bumbunya ketimbang dengan memakai bumbu instan, ujarnya. ''Misalnya, jadi gampang berkreasi untuk hidangan baru.''

Jika sesekali menyempatkan pergi ke pasar tradisional, maka bumbu 'instan' yang segar bisa diperoleh dengan mudah. Jika kita 'buta' soal takarannya, maka sang penjual umumnya sudah mempunyai takaran sendiri. Kita tinggal menyebut: bumbu rendang untuk sekilo daging. Beres. Keuntungan lain dan yang paling penting adalah jika nantinya hidangan yang disajikan kepada keluarga ternyata enak. ''Ada kebanggaan lain. Rasanya tidak menipu,''tandas Rudy.

Namun jika memang anda sangat sibuk, Rudy memberikan tips mudah. Menurut Rudy, ketimbang harus membeli bumbu instan yang masa kadaluarsanya cepat, lebih baik anda-anda yang sibuk meluangkan waktu pada hari libur untuk membuat bumbu-bumbu inti. Masing-masing bumbu dapat digunakan untuk membuat hidangan yang berbeda-beda.

Cara membuatnya adalah bahan-bahan yang diperlukan dihaluskan, digoreng dan ditaruh dalam botol bekas selai dengan tutup yang rapat, kemudian disimpan dalam lemari es. Bumbu-bumbu tersebut bisa awet dalam hitungan bulan. Sedang bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat bumbu-bumbu tersebut bisa ditanyakan kepada orang yang lebih tahu atau bisa dilihat dalam buku resep.Gampang bukan? 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement