Kamis 14 Mar 2013 21:41 WIB

Pola Asuh Pengaruhi Status Gizi Bayi

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Djibril Muhammad
Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dalam upaya menanggulangi risiko terjadinya gizi buruk pada balita, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menekankan pemberian ASI dini terhadap bayi. Sebab, selain faktor ekonomi, pola asuh dinilai mempengaruhi status gizi anak. 

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Mafilindati Nuraini. Dia mengatakan, pihaknya melalui Puskesmas dan rumah sakit tengah berupaya memberikan penyuluhan tersebut pada para ibu yang baru melahirkan.

"Usai melahirkan, ibu langsung menaruh bayinya di dada, agar langsung memperoleh ASI pertama," kata Linda kepada Republika, Kamis (14/3).

Selain itu, kata Linda, beberapa area publik di Sleman juga telah menyediakan fasilitas pojok menyusui. Dengan begitu, program ASI ekslusif bisa berjalan dengan baik tanpa terhalangi aktifitas.

Sebab, intervensi gizi di seribu hari pertama kehidupan anak, menurutnya, sangat berpengaruh pada status kesehatannya nanti. Karena itu, selain pembinaan mengenai ASI, pihaknya juga menyediakan pemberian makanan pendamping ASI untuk bayi dan ibu. "Makanan itu seperti bubur kemasan atau biskuit bayi," ujarnya.

Sementara itu, menurut data Dinkes Sleman, dia menyebutkan, pada 2012, populasi balita di kabupaten tersebut sebanyak 64 ribu jiwa. Sedangkan, kasus gizi buruk, berdasarkan penilaian berat badan per tinggi badan ada 0,09 persen, atau 57 balita.

Dalam indikator itu disebutkan, balita yang mengalami gizi buruk bisa terlihat secara fisik, karena terbilang sangat kurus. Berbeda dengan status gizi buruk yang diukur berdasarkan berat badan per usia balita. "Mungkin tidak kurus, tapi dari usianya saat itu tergolong kurang gizi," kata Linda.

Adapun status gizi buruk balita berdasarkan usia yakni sebanyak 0,45 persen, lalu angka DIY 1,4 persen. Kemudian, gizi kurang 6,89 persen persen dan gizi normal 89,5 persen. Kemudian, untuk wilayahnya, Kecamatan Sleman dan Tempel tergolong banyak mengalami gizi buruk balita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement