Jumat 10 Jan 2014 10:36 WIB

Bakteri Pemicu Utama Bayi Lahir Prematur

Rep: Gita Amanda/ Red: Karta Raharja Ucu
Bayi prematur/ilustrasi
Foto: senseandsustainability.net
Bayi prematur/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Bakteri menjadi penyebab utama kelahiran bayi prematur. Fakta itu adalah hasil penelitian terbaru di Amerika Serikat. Bakteri dapat memicu penipisan dinding membran di sekitar bayi, sehingga menyebabkan pecah ketuban.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE menunjukkan bakteri tertentu dapat menyebabkan penipisan membran di sekitar bayi. Sehingga membuat pecah ketuban dini. Pecah ketuban dini selama ini diketahui sebagai sepertiga alasan dari semua kelahiran bayi prematur.

Dalam jurnal itu dijabarkan, membran yang melindungi bayi ini, biasanya robek di awal persalinan. Jika ketuban ibu pecah sebelum bayi mencapai usia penuh, ini dinamakan pecah ketuban dini atau preterm premature rupture of the membranes (PPROM).

Peristiwa inilah yang memicu persalinan sebelum waktunya. Para peneliti di Universitas Kedokteran Duke menemukan, tingginya jumlah bakteri menyebabkan penipisan membran. Penipisan membran ini mengakibatkan ketuban mudah pecah.

Tujuan penelitian itu untuk mengembangkan pengobatan baru bagi ibu atau perempuan yang beresiko. "Jika bakteri tertentu terkait dengan pecah ketuban dini, kita bisa menyaring bakteri di awal kehamilan," kata penulis studi Amy Murtha, profesor Kebidanan dan Ginekologi di Universitas Duke.

Para peneliti sebelumnya memeriksa sample ketuban 48 wanita yang baru melahirkan. Baik yang melahirkan secara prematur, kelahiran dini karena alasan lain, dan mereka yang lahir dengan usia kandungan normal.

Mengomentari studi tersebut, Dr Patrick O'Brien dari Royal College of Obstetricians dan Gynaecologists mengatakan, pihaknya menduga infeksi bakteri bertanggung jawab untuk PPROM pada beberapa perempuan.

"Kami telah menduga bakteri terkait dengan perempuan (melahirkan dini), sekarang yang perlu kita tahu adalah memahami mekanisme bagaimana bakteri menyebabkan pecahnya ketuban," kata O'Brien pada BBC News.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement