Rabu 23 Jul 2014 13:56 WIB

Siapa Tiga Partai yang Dimaksud Jokowi Ingin Bergabung?

Rep: c30/ Red: Muhammad Hafil
Pasangan Jokowi-JK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa hari sebelum penetapan hasil rekapitulasi pilpres, Joko Widodo (Jokowi) menyebut ada tiga partai yang ingin bergabung ke kubunya. Di sisi lain, beberapa partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih terus menunjukkan dinamika.

Sekretaris Majelis Pakar DPP PPP Ahmad Yani tidak membantah ketika dikonfirmasi bahwa partainya sedang melakukan komunikasi dengan kubu Jokowi-JK. Bahkan, dia mengatakan, PPP tengah mempersiapkan Muktamar untuk membahas langkah politik PPP ke depan pasca penetapan presiden terpilih oleh KPU.

"Muktamar sudah kita agendakan kira-kira Agustus atau September, paling lambat Oktober," kata dia saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Yani menjelaskan, salah satu topik penting yang dibahas adalah ke arah mana berlabuhnya partai berlambang Ka'bah ini. "Ya salah satunya itu (arah dukungan)," ujarnya. Artinya, tidak menutup kemungkinan partai yang diketuai Suryadharma Ali itu akan merubah haluan dukungannya.

Meski demikian, Yani menegaskan bahwa sampai saat ini partainya masih mendukung penuh Prabowo-Hatta. Sebab itu adalah keputusan resmi partai yang diambil melalui mekanisme partai yang sah.

Selain PPP, Partai Golkar sampai saat ini juga masih terjadi perbedaan pendapat di kalangan internal mereka. Ada yang ingin ke Jokowi-JK dan ada yang menginginkan tetap di Prabowo-Hatta. Sementara Partai Demokrat tidak hadir dalam penandatangan koalisi permanen Merah Putih di Tugu Proklamasi beberapa waktu lalu.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua membantah partainya melakukan komunikasi untuk merapat ke kubu Jokowi-JK. Dia memastikan Demokrat akan tetap teguh memegang keputusan awal partai dengan mendukung pasangan Prabowo-Hatta.

Max mengatakan, partai yang dibidani Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tidak akan bermanuver untuk kepentingan pragmatis jangka pendek. Sebab, sejak awal Partai Demokrat telah berkomitmen sesuai keputusan partai yang dibangun berdasarkan garis partai yang disepakati bersama.

"Tidak pernah itu (komunikasi). Partai Demokrat sesuai komitmen awal, karena ini menyangkut masalah kehormatan partai," katanya beberapa waktu lalu.

Menurut Max, Demokrat akan selalu bersama Prabowo-Hatta baik di pemerintahan maupun di parlemen. Apapun hasil dari pemilihan presiden (pilpres) yang diputuskan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Demokrat akan menerimanya meskipun harus beroposisi nantinya di parlemen. Hal itu merupakan konsekuensi politik yang harus diambil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement