Rabu 09 Jul 2014 02:06 WIB

Klaim Dicurangi Diyakini Hanya Strategi Politik

Kampanye Jokowi di Lapangan Monumen Bandung Lautan Api (BLA) Kota Bandung, Kamis (3/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Taufik Bahauddin, menilai, pernyataan kubu Jokowi-JK soal kecurangan yang hanya bisa mengalahkan mereka di Pilpres adalah bagian dari strategi politik. Menurutnya ada dua pesan yakni internal dan eksternal dari pernyataan tersebut.

Pesan internalnya adalah upaya cuci tangan jika Jokowi menderita kekalahan. Pesan eksternalnya, mengarah pada hal negatif dan KPU serta pemerintahan SBY. Terutama setelah Demokrat merapat ke pasangan nomor urut satu.

"Suatu pesan yang menempatkan bahwa pemerintah curang. Pilpres di Hongkong yang dibesar-besarkan media pendukung pasangan nomor urut dua, sudah manipulatif untuk memberi dalam tanda kutip, sebuah bukti bahwa ada kecurangan. Sehingga tuduhan mereka dalam tanda kutip terbukti," papar Taufik dalam keterangan persnya, kemarin.

Menurutnya kejadian di Hongkong yang dibesar-besarkan, bisa dimanfaatkan sebagai awal untuk membangun keributan dengan alasan telah dicurangi.

"Pesan yang bisa jadi penyebab untuk membangun keributan karena hak sebagai pemenang dirampok oleh kecurangan. Jadi kita bicara meta message dari pernyataan-pernyataan tersebut," imbuhnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement