REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jalan Joko Widodo (Jokowi) memang masih jauh untuk menjadi presiden Indonesia. Namun, pencalonannya sebagai presiden oleh PDI Perjuangan dinilai akan mendongkrak optimisme investor di pasar saham dan pasar uang.
Direktur the Finance Eko B Supriyanto melihat, optimisme itu tergambar dari langsung menguatnya indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. "Investor melihat ada kepastian atas pencapresan Jokowi," kata Eko di Jakarta, Jumat (14/3).
Jokowi effect telah telah melambungkan IHSG 152,476 poin (3,23 persen) ke level tertingginya tahun ini, yaitu 4.878,643. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menguat menjadi Rp 11.305 atau naik 119 poin dari posisi sebelumnya.
Namun, Eko mengingatkan, harga saham yang sudah tinggi dengan price earning ratio (PER) sekitar 21 kali tentu membuat investor tetap hati-hati. Masih belum membaiknya defisit neraca pembayaran pun bisa membuat rupiah masih dalam kondisi rawan melemah lagi.