Selasa 20 May 2014 22:57 WIB

Dimata Mahasiswa Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK Beda Tipis

Rep: erdy nasrul/ Red: Taufik Rachman
Aliansi Aktivis dukung Prabowo Hatta melakukan aksi Reog saat melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran HI, Jakarta, Senin (19/5).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Aliansi Aktivis dukung Prabowo Hatta melakukan aksi Reog saat melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran HI, Jakarta, Senin (19/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Capres Prabowo dan pendampingnya, Hatta Rajasa, diprediksi meraih 26,14 persen suara mahasiswa. Hal itu terjadi jika pemilu digelar pada saat survei dilakukan beberapa waktu lalu.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dalam melakukan survei menerapkan metode multistage random sampling. Jumlah responden survei nasional ini ada 2.400 responden dengan margin of error 2 persen. Responden dipilih secara acak dan diwawancarai secara langsung .

"Jokowi unggul kecuali di level mahasiswa ke atas yang 26,6 persen memilih Jokowi-Hatta, dan 26,14 persen memilih Prabowo-Hatta," jelas Peneliti LSI, Ardian Sopa, di Jakarta, Selasa (20/5).

Dari segi suku, Jokowi - JK unggul di semua suku kecuali Betawi. Hanya 16,31 persen warga Betawi memilih pasangan berdarah jawa dan Bugis itu. Sementara yang memilih Prabowo 46,69 persen. "Jauh lebih tinggi," jelasnya.

Meski unggul di tataran mahasiswa dan suku betawi, figur Prabowo dan Hatta menurutnya masih harus lebih maksimal menggali dukungan masyarakat, karena pasangan Jokowi dan JK dinilainya lebih banyak mendapat dukungan berbagai pihak. Tingkat elektabilitas Jokowi-JK lebih tinggi 13 persen daripada pasangan Prabowo-Hatta pada saat ini.

"Elektabilitas Jokowi-JK 35,42 persen, dan elektabilitas Prabowo-Hatta 22,75 persen. Selisih keduanya sebesar 13 persen," ujarnya. Dari angka tersebut, masih ada 41,83 persen yang belum menentukan pilihan. Angka ini menjadi peluang kedua pasangan capres untuk mengambil suaranya.

Dari segi popularitas, kedua capres sama-sama dikenal mayoritas pemilih dengan prosentase di atas 90 persen. Tingkat popularitas Jokowi sebesar 94,9 persen. Sementara Prabowo dikenal oleh 93,8. Jika dilihat tingkat kesukaan dari kedua capres tersebut, Jokowi disukai oleh 82,7 persen responden, 10,8 persen tidak suka, dan 6,5 persen tidak menjawab. Sedangkan 72 persen responden mengaku suka dengan Prabowo, 18,3 persen tidak suka, dan 9,7 persen tidak menjawab.

Sementara jika dilihat dari tingkat kepantasan, Jokowi dinilai lebih pantas menjadi presiden daripada Prabowo. Jokowi dinilai pantas menjadi presiden oleh 65,2 persen responden, dan yang menilai tidak pantas ada 21,5 persen, 13,3 persen responden tidak menjawab. Ada juga 60,5 persen responden menilai Prabowo pantas menjadi presiden. Sisanya, 21,5 persen menilai tak pantas, dan 15,8 persen responden tak menjawab.

Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah, Faisal Nurdin Idris, menyatakan Jokowi dan JK saat ini memang sedang menjadi sorotan semua kalangan. Gaya blusukan Jokowi dan JK, ditambah lagi dengan sikap mereka yang terbuka dengan siapapun membuat elektabilitas dan popularitas melonjak drastis.

Namun demikian, pihaknya menyatakan politik selalu dinamis. Bisa saja nantinya posisi bergeser. Perkembangan situasi di lapangan menjadi faktor penentu siapa yang memiliki sentimen positif di mata masyarakat. "Kita harus mengikuti perubahan yang ada," jelasnya. Saat ini Jokowi yang sedang memiliki tren positif. Tidak menutup kemungkinan nantinya Jokowi yang jatuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement