Jumat 27 Jun 2014 21:29 WIB

'Rovolusi Mental, Gagasan Sosialis-Komunis'

Rep: Erdy Nasrul / Red: Djibril Muhammad
Jokowi JK
Jokowi JK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjelasan Waketum Gerindra, Fadli Zon, yang menyebut gagasan revolusi mental Jokowi lebih dekat dengan tradisi komunisme dinilai tepat. Istilah ini sudah lama didengungkan gerakan sosialis-komunis di kawasan Eropa untuk mendobrak kungkungan ajaran agama.

"Agama membuat orang berekstase, seperti mengonsumsi candu. Maka lahirlah revolusi mental untuk membebaskan masyarakat dari hal itu," kata Peneliti Pusat Kajian Politik Islam dan Pancasila, Habib Alatas ketika dihubungi, Jumat (27/6).

Apakah, Revolusi Mental Jokowi itu terinspirasi atau mau menjiplak pemikiran Sosialis-Komunis, ia mengaku tidak mengetahui. "Entahlah, harus tanya Jokowi", kata Habib.

Menurutnya, istilah revolusi mental juga digunakan oleh pendiri Partai Komunis Tiongkok yang bernama Chen Duxiu bersama rekannya Li Dazhao. Istilah itu ditujukan untuk mencuci otak kaum buruh dan petani untuk menentang kekaisaran.

"Di Indonesia sendiri, istilah ini mulai dipakai oleh Ahmad Aidit, anak dari Abdullah Aidit, yang mengganti namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit (DN Aidit)," ujarnya.

Bagi Aidit, revolusi mental harus dimulai dengan mengganti hal-hal yang dianggap menghambat pergerakan, termasuk nama 'Ahmad' yang berbau Islam. "Jadi, saya kira Fadli gak salah. Penelusuran akar istilah secara historis benar," terang Habib.

Karena itu, ia menyayangkan jika ada sebagian pihak yang terlalu reaktif dengan pernyataan Fadli Zon di akun twitter pribadinya. Reaksi tersebut menunjukkan yang bersangkutan tak paham sejarah pemikiran dan pergerakan komunisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement