Kamis 13 Aug 2020 00:35 WIB

Psikolog Ungkap Dampak PJJ Bagi Orang Tua dan Anak

PJJ masih berlangsung di banyak daerah di Indonesia.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Belajar dari rumah. Ada dampak positif dan negatif yang didapat orang tua dan anak ketika belajar dari rumah.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Belajar dari rumah. Ada dampak positif dan negatif yang didapat orang tua dan anak ketika belajar dari rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama pandemi Covid 19, sebagian besar sekolah memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini tentu saja memberi dampak terhadap pembelajaran anak di rumah. Apa saja dampak positif dan negatif saat anak menjalani PJJ?

Konselor dan psikolog Pro Help Center dan Reis Community, Nuzulia Rahma Tristinarum menjelaskan sisi negatif dan positif pemberlakuan PJJ selama pandemi Covid 19. Dampak negatifnya bagi anak, menurutnya, anak jadi terbatas sosialisasi dengan teman temannya. Anak juga kehilangan motivasi atau kehilangan semangat belajar.

Baca Juga

Selain itu, pembelajaran juga jadi tergantung koneksi internet yang terkadang menyulitkan. Dampak lainnya selama PJJ membuat kedisiplinan anak jadi menurun.

Dampak PJJ bukan hanya terasa pada anak, tapi juga pada orang tua. PJJ memicu peningkatan biaya untuk sistem belajar daring.

Selain itu, orang tua merasa kesulitan dalam mendampingi anak belajar, terutama bagi orang tua yang bekerja dan tetap ke kantor. Orang tua juga merasa kesulitan membuat anak disiplin.

"Orang tua juga sering merasa lelah memotivasi anak yang kehilangan semangat belajar," ujar wanita yang menjadi trainer parenting Yayasan Kita dan Buah Hati pada Republika.co.id, Rabu (12/8).

Sementara itu, dampak positifnya pada anak, mereka tidak habis waktu di jalan sehingga waktu belajar lebih efektif. Mereka juga lebih aman dari situasi yang serba belum jelas.

Sedangkan dampak positif pada orang tua, menurut Nuzulia, mereka jadi lebih mudah mengobservasi atau memantau proses belajar anak. Selain itu, orang tua jadi lebih mengenal anaknya sendiri, terutama dalam hal akademik.

"Orang tua jadi tahu, bidang atau kompetensi apa yang dikuasai anak dan yang kurang dikuasai," ujar Nuzulia yang juga penulis buku kesehatan mental wanita dan keluarga.

Dengan mengetahui potensi anak, lanjut Nuzulia, tentu ini adalah hal yang baik. Ayah dan ibu jadi tahu bagaimana mengembangkan kompetensi anak ke depannya.

"Di samping itu, ayah dan bunda dapat merasa aman karena anak ada di rumah," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement