Senin 14 Mar 2022 14:49 WIB

Merek Baru Bermunculan, Minyak Goreng Seperti Apa yang Berkualitas?

Merek-merek baru minyak goreng bermunculan di tengah kelangkaan stok.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang konsumen memilih minyak goreng kemasan 2 kg yang dijual di sebuah supermarket di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (1/12/2021). Sejak keberadaannya langka, minyak goreng dengan aneka merek baru bermunculan. Hanya saja, masyarakat ragu akan kualitasnya.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Seorang konsumen memilih minyak goreng kemasan 2 kg yang dijual di sebuah supermarket di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (1/12/2021). Sejak keberadaannya langka, minyak goreng dengan aneka merek baru bermunculan. Hanya saja, masyarakat ragu akan kualitasnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Di tengah kelangkaan minyak goreng, sebagian orang masih setia mencari dengan merek yang biasa dipakainya. Merek baru yang bermunculan tak dilirik karena mereka ragu akan kualitasnya.

Sebetulnya, bagaimana cara terbaik dalam memilih minyak goreng? Ahli gizi Prof Dr Ir Sri Anna Marliyati MSi dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengungkapkan, ada beberapa hal yang bisa dicermati masyarakat dari tampilan minyak goreng, dikutip dari akun Youtube IPB TV, Senin (14/3/2022).

Baca Juga

1. Perhatikan warnanya

Sering kali masyarakat menganggap bahwa dari segi tampilannya, minyak goreng bagus adalah yang terlihat jernih, pucat atau bening. Padahal, minyak dengan kandungan karoten yang tinggi, warnanya tidak terlalu pucat, melainkan sedikit ke arah oranye, tapi muda.

"Ini yang sebenarnya memiliki kandungan baik untuk tubuh kita," kata Prof Sri.

Warna oranye atau kuning keemasan ini merupakan indikator kandungan vitamin A di dalam minyak. Semakin pucat warna minyak kelapa sawit, biasanya kandungan vitamin A di dalamnya kian sedikit, bahkan bisa jadi sudah tidak ada.

Agar berwarna lebih pucat, minyak goreng biasanya melalui proses bleaching. Proses ini dilakukan dengan penambahkan bahan kimia yang kemudian dapat menghilangkan atau menurunkan kadar karoten. 

"Ini yang sebenarnya agak merugikan dari segi gizi karena tubuh tidak mendapat karoten alami," ungkap ketua tim penyusun modul Isi Piringku 4-6 tahun tersebut.

2. Memilih produk fortifikasi

Untuk menyiasati minimnya kandungan karoten dalam minyak goreng, masyarakat dapat memilih produk yang sudah difortifikasi vitamin A. Sekarang sudah banyak muncul produk di pasaran yang melakukan proses penambahan Vitamin A sintesis ke dalam minyak goreng.

3. Proses penyaringan

Perhatikan juga proses penyaringan yang dilalui dalam produksi minyak goreng. Informasi ini biasanya tertera di kemasan.

Proses penyaringan dimaksudkan agar minyak tidak tidak keruh dan mudah mengendap. Penyaringan dapat mengurangi kandungan lemak jenuh yang sulit dibakar tubuh.

Lemak jenuh mudah mengendap dan memicu berbagai penyakit. Saat menjalani proses penyaringan, minyak goreng akan diendapkan hingga asam lemak yang jenuhnya terpisah.

Yang diambil hanya bagian minyak cairnya saja. Keberadaan lemak jenuh ini baru ketahuan saat didinginkan dengan suhu agak rendah, yakni dengan adanya endapan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement