Jumat 03 Dec 2021 00:43 WIB

Cara Kuliner Legendaris Bali Bertahan Lalui Pandemi

Pandemi buat Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku mengandalkan online.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Indira Rezkisari
Nasi ayam Kedewatan, salah satu kuliner Bali.
Foto: dok Harris Kuta Raya
Nasi ayam Kedewatan, salah satu kuliner Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 melanda seluruh wilayah di dunia juga di Indonesia, dan memberikan dampak besar bagi beberapa sektor. Sektor pariwisata pun terkena dampak, sehingga UMKM harus ikut berjuang menghadapi dua tahun terberat ini.

Kisah perjuangan menghadapi pandemi, datang dari sebuah kuliner legendaris di Bali. Adalah Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku, Seminyak, yang sempat harus terpaksa menutup outletnya selama tiga bulan.

Baca Juga

Penerus dari Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku, Seminyak, Made Bayu Darmadi, bercerita bagaimana dirinya harus memutar otak untuk bisa mempertahankan karyawannya, yang sebagian besar sudah bekerja lebih dari empat tahun. “Ketika kami membuka outlet kembali saat pandemi, pemasukan turun drastis ke Rp 50 ribu-Rp 200 ribu per hari,” ujar Bayu.

Saat pemerintah menetapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang melarang layanan makan di tempat, Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku, Seminyak, praktis bergantung pada layanan pesan-antar online.

Hal itu membuatnya terinspirasi untuk melakukan berbagai inovasi untuk menarik pelanggan. Selain mengandalkan layanan pesan-antar makanan online dengan mendaftarkan gerainya ke platform layanan pesan antar makan, ia juga menambah pilihan menunya.

“Dulu kami hanya memiliki dua menu di GoFood, nasi bungkus dan nasi kotak. Kemudian saya menambahkan variasi menu lainnya, seperti nasi bungkus biasa, spesial, dan komplit. Saya juga menyediakan menu ala carte, seperti sambal, sate, dan ayam suwir,” kata Bayu.

Tidak dapat dipungkiri, pesan makanan via online memang semakin populer sejak pandemi. Bayu mengakui bahwa ekosistem platform yang dia bergabung sangat membantu restonya bertahan di tengah pembatasan aktivitas masyarakat.

“Misalnya, untuk mengatur manajemen dan operasional resto, saya dibantu aplikasi khusus mitra usaha. Sehingga, sistem pencatatan transaksi jadi lebih terstruktur dan operasional restoran pun menjadi autopilot,” kata Bayu lagi.

Ia mengaku sangat terbantu dengan teknologi yang dapat membantu bisnis makanannya, hingga semua aspek operasional bisa tercakup. Kini saat keadaan berangsur normal, Bayu menyebut penjualan melalui online mampu meningkatkan omset restoran hingga dua kali lipat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement