Kamis 09 Feb 2023 09:20 WIB

Pasien Gangguan Saraf Bergeser ke Usia Produktif 20-30 Tahun, Jangan Abaikan Gejalanya

Gejala penyakit saraf yang muncul kerap tidak disadari.

Pasien gangguan syaraf bergeser ke usia produktif. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Pasien gangguan syaraf bergeser ke usia produktif. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gejala penyakit saraf seperti sakit kepala, nyeri tengkuk, nyeri pinggang bawah, kesemutan, kebas, hingga diagnosis strok yang sebelumnya banyak diderita oleh orang tua, kini mulai menyerang anak muda. Untuk itu, gejala-gejala yang timbul tidak boleh diabaikan.

Dokter spesialis saraf di NeuroCareby Klinik Pintar dr Zicky Yombana mengatakan, profil pasien dengan gangguan saraf bergeser ke usia produktif, mulai 20 sampai 30 tahun ke atas. Gejala penyakit saraf yang muncul kerap tidak disadari sebagai gangguan saraf dan sering kali dihubungkan dengan penyakit dalam (internis) atau penyakit otot dan tulang.

Baca Juga

Banyak pemahaman yang salah tentang gangguan saraf sehingga penanganannya terlambat. "Padahal, gangguan saraf memiliki spektrum yang sangat luas mulai dari hal ringan seperti kesemutan, sakit kepala, hingga yang hal kronis seperti strok," kata Zicky.

Kesadaran yang rendah untuk segera melakukan konsultasi ke dokter spesialis saraf dan cenderung melakukan pengobatan mandiri seperti mengkonsumsi obat penghilang nyeri atau pijat dan urut bisa membuat keluhan sakit kembali kambuh atau bertambah parah. Jika seseorang melakukan self diagnosed, diagnosis mandiri tanpa rujukan ahli atau medis, aksi itu bisa memicu salah penanganan atau justru penyakit bertambah parah.

"Memang pada akhirnya screening dan konsultasi itu sudah menjadi dasar yang harus dijalani," kata Zicky.

Menurut Zicky, masyarakat umumnya harus segera konsultasi ke dokter spesialis jika merasakan keluhan mendadak, intensitasnya semakin sering, diikuti rasa sakit yang berat, dan berulang. Dokter tidak hanya membantu masyarakat untuk sadar risiko, tapi,juga memprediksi seberapa besar risiko yang mereka miliki sehingga dapat membantu mengidentifikasinya lebih awal sebelum menjadi gangguan yang mematikan dan menghabiskan banyak kerugian finansial.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement