Jumat 06 Aug 2021 09:16 WIB

Pandemi, Kasus Anak Rabun Jauh Meningkat Dua Kali Lipat

Pandemi Covid-19 telah membuat kasus rabun jauh pada anak meningkat.

Rep: Mabruroh/ Red: Reiny Dwinanda
Pemeriksaan mata anak. Kasus rabun jauh pada anak meningkat karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu menatap layar gawai dan kurang berada di luar ruangan.
Foto: Republika/ Wihdan
Pemeriksaan mata anak. Kasus rabun jauh pada anak meningkat karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu menatap layar gawai dan kurang berada di luar ruangan.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia hampir dua tahun ini ternyata memberikan dampak buruk kepada kesehatan mata anak. Pemberlakuan karantina wilayah yang membuat siswa belajar daring menyebabkan anak-anak menerima efek samping, yakni rabun jauh.

Sebuah penelitian dilakukan di Hong Kong terhadap 2.000 anak-anak usia sekolah mengungkap fenomena miris tersebut. Menurut hasil penelitian yang diterbitkan di British Journal of Ophthalmology mengungkapkan bahwa kasus rabun jauh meningkat lebih dari dua kali lipat selama pandemi.

Baca Juga

"Ketika orang memikirkan konsekuensi dari tingkat karantina yang belum pernah terjadi sebelumnya ini akan berdampak terhadap kesehatan fisik dan mental, pada awalnya tidak jelas bahwa perkembangan visual anak-anak adalah salah satunya," kata seorang penulis studi, Dr. Jason CS Yam, seorang rekanan, profesor oftalmologi dan ilmu visual di Chinese University of Hong Kong.

Menurut Dr. Yam, makin banyaknya waktu yang dihabiskan dengan menatap layar gawai menjadi penyebab anak lebih cepat menjadi rabun jauh atau miopia-anak. Di samping itu, anak juga kurang memiliki waktu di luar ruangan.

"Miopia mungkin tampak seperti kondisi yang tidak berbahaya, tapi itu dapat membuat komplikasi mata lainnya dan meningkatkan risiko kehilangan penglihatan di kemudian hari," katanya, dikutip dari NBC News, Jumat (6/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement