Kamis 05 Aug 2021 17:50 WIB

Pakar Ingatkan Varian Delta Tetap Menular di Luar Ruangan

Varian delta tetap menular di luar ruangan, khususnya di tempat keramaian.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nora Azizah
Varian delta tetap menular di luar ruangan, khususnya di tempat keramaian.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Varian delta tetap menular di luar ruangan, khususnya di tempat keramaian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Munculnya virus corona varian delta di Amerika Serikat (AS) menyebabkan lonjakan besar kasus Covid-19. Kondisi tersebut memaksa banyak wilayah untuk kembali menerapkan prosedur kesehatan ketat seperti mengenakan masker di tempat umum dalam ruangan.

Beberapa ahli mengatakan sifat strain virus yang sangat menular dapat membuat seseorang terpapar varian delta di luar ruangan jika ikut dalam kegiatan tertentu. Dua penelitian terbaru menemukan penularan Covid-19 di luar ruangan lebih mungkin terjadi karena varian delta terus menyebar ke seluruh populasi. Pada penelitian pertama yang masih menunggu penelahaan sejawat, menguraikan kasus Covid-19 di pernikahan Texas pada April lalu.

Baca Juga

Meskipun pernikahan diadakan di luar ruangan di bawah tenda terbuka, varian delta menyebabkan enam orang yang sudah divaksin penuh menjadi terinfeksi dan satu orang meninggal. Penulis menunjukkan dua tamu yang telah dites negatif sebelum pulang dari India, kemungkinan menularkan pada tamu lain.

“Tanpa sejarah terobosan vaksin, ini menunjukkan varian delta mungkin memiliki penghindaran kekebalan pada orang yang menerima vaksin Pfizer, Moderna, dan Covaxin,” kata para penulis.

Sementara kasus kedua, peneliti membahas Pendleton Whiskey Music Fest, konser outdoor yang diadakan pada 10 Juli di Oregon. Sejauh ini, konser tersebut menyebabkan 64 orang terpapar Covid-19. Meskipun tidak jelas ada berapa banyak yang tertular virus dan sudah divaksin, otoritas kesehatan negara bagian meluncurkan penyelidikan terhadap acara tersebut.

Dikutip Best Life, Kamis (5/8), menurut presentasi internal dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang diperoleh The Washington Post, varian delta jauh lebih menular daripada jenis sebelumnya. Bahkan varian delta lebih menular dibandingkan virus lain seperti ebola atau flu biasa dan mirip dengan cacar air.

Bahayanya lagi, orang yang sudah divaksin dapat menyebarkan virus. Banyak otoritas kesehatan yang mengimbau untuk penerapan masker kembali di dalam ruangan meskipun orang tersebut sudah divaksin.

“Apa yang kami pelajari tentang varian delta adalah muatan virus pada awalnya lebih tinggi sehingga waktu paparan lebih pendek,” kata Wakil Ketua Kedokteran Pencegahan di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg, Mercedes Carnethon.

Meskipun varian delta sangat menular, tidak semua acara di luar ruangan sama berisiko. “Semakin ramai tempat, semakin besar kemungkinan penularan terjadi,” kata Direktur Medis Program Pengendalian Infeksi Obat Loyola, Jorge Parada.

Namun, pihak lain memperingatkan kombinasi faktor dapat menciptakan kondisi yang dapat menyebarkan varian, terlebih di luar ruangan. Profesor Teknik Lingkungan Universitas Drexel dan Penyelidik Philadelphia, Charles Haas, menyebut ada batasan arus udara dapat menyebarkan virus. Jadi, saat lingkungan di luar rumah ramai, masyarakat masih bisa menghindari efek tersebut.

“Pakai masker dan menjauhlah jika ada yang bernyanyi, berkumpul, dan bersorak. Yang penting utamakan Anda sudah divaksin karena risiko penularannya diharapkan akan cukup rendah,” jelas dia.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan untuk selalu mengenakan masker di luar ruangan. Menurut Profesor Biologi Universitas Massachusetts, Erin Bromage, pastikan masyarakat mengambil tindakan pencegahan di area luar dan dalam ruangan yang ramai. Misalnya, di stadion dan toilet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement