Ahad 18 Jul 2021 00:15 WIB

Thailand Izinkan Ekstrak Herbal untuk Terapi Covid-19

Ekstrak herbal berfungsi sebagai pengobatan alternatif untuk kurangi keparahan wabah

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Kementerian Kesehatan Thailand menyetujui penggunaan ekstrak tumbuhan herbal untuk mengobati tahap awal Covid-19. Langkah ini diambil sebagai program percontohan di tengah merebaknya wabah virus corona di negara Asia Tenggara itu.

Tanaman Andrographis paniculata, umumnya dikenal sebagai chiretta hijau, akan berfungsi sebagai pengobatan alternatif untuk mengurangi keparahan wabah dan memotong biaya pengobatan. Perawatan akan tersedia di lima rumah sakit milik negara pada tahap awal.

Baca Juga

Thailand melaporkan 250 kasus baru pada Rabu pekan ini, menjadikan total kasus negara itu hampir 7.000. Seorang pejabat pemerintah mengatakan tingkat peningkatan penularan lokal mengkhawatirkan dan mendesak orang untuk tinggal di rumah demi mencegah penyebaran virus lebih lanjut.

Juru bicara pusat respons Covid-19 nasional Taweesilp Witsanuyotin mengatakan Pemerintah telah melarang pertemuan besar di daerah berisiko tinggi. Adapun pengobatan herbal akan dilakukan secara sukarela bagi mereka yang berusia 18-60 tahun dengan gejala ringan dan harus dilakukan dalam waktu 72 jam setelah konfirmasi infeksi.

"Ekstrak dari tanaman, yang dikenal sebagai fah talai jone dalam bahasa Thailand, dapat mengekang virus dan mengurangi keparahan peradangan," kata Witsanuyotin dilansir Straits Times pada Sabtu (17/7).

Witsanuyotin menyampaikan percobaan pada manusia menunjukkan kondisi pasien membaik dalam tiga hari pengobatan tanpa efek samping. Hasil itu didapat jika obat diberikan dalam waktu 72 jam setelah tes positif.

Secara terpisah, Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (FDA) menyatakan siap mendaftarkan orang untuk menerima vaksin Covid-19. FDA telah membuka saluran khusus  pendaftaran untuk memastikan proses berjalan cepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement