Rabu 02 Dec 2020 01:28 WIB

Jenis Cedera Ini Bisa Jadi Tanda KDRT

Pemeriksaan cedera area tulang hasta bisa jadi pertanda KDRT.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Kasus KDRT (ilustrasi)
Foto: abc news
Kasus KDRT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar satu dari tiga perempuan di dunia mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (KDRT). Cedera di area ulna pada perempuan bisa jadi merupakan tanda KDRT yang perlu diwaspadai.

Ulna atau tulang hasta merupakan tulang yang berada di lengan bawah pada sisi kelingking. Menurut studi terbaru, perempuan dengan fraktur di area tulang hasta perlu dicurigai sebagai korban KDRT meskipun sang perempuan mengaku cedera karena terjatuh.

Baca Juga

"Saya sebelumnya tak pernah menghubungkan (cedera ini) dengan kekerasan oleh pasangan sampai belum lama ini," ungkap direktur departemen radiologi muskuloskeletal darurat Dr Bharti Khurana yang menginisiasi studi ini, seperti dilansir WebMD.

Dalam studi ini, tim peneliti menganalisis catatan elektronik mengenai fraktur di tulang hasta dari 62 pasien perempuan. Para pasien ini memiliki rentang usia 18-50 tahun.

Sebanyak 12 di antara pasien tersebut telah terbukti merupakan korban KDRT. Selain itu, ada delapan pasien yang juga dicurigai sebagai korban KDRT.

Melalui studi ini, Dr Khurana dan tim berupaya untuk mencari kesamaan karakteristik fraktur pada korban KDRT. Beberapa di antaranya adalah karakteristik lokasi fraktur, pola fraktur, dan pergeseran fraktur.

Para pasien yang terbukti dan dicurigai merupakan korban KDRT ini umumnya mengalami fraktur displaced minimal. Artinya, tulang mengalami patah sepenuhnya namun tidak mengalami pergeseran secara signifikan.

Dr Khurana menambahkan, empat dari delapan pasien yang dicurigai korban KDRT mengaku cedera karena terjatuh. Padahal, lanjut Dr Khurana, cedera karena terjatuh biasanya menyebabkan fraktur pada tulang radius atau pengumpil. Tulang pengumpil merupakan tulang yang terletak bersisian dengan tulang hasta di lengan bawah.

Pasien-pasien yang tidak dicurigai dan tidak terkonfirmasi sebagai korban KDRT umumnya mengalami fraktur di tulang hasta akibat insiden tertentu. Beberapa di antarnaya adalah menabrak pohon saat ski atau kecelakaan ketika berkendara dengan motor.

Berdasarkan temuan ini, tim peneliti menganjurkan ahli radiologi yang menemukan kasus ini untuk menginformasikan kepada dokter yang menangani pasien bahwa fraktur di tulang hasta sering ditemukan dalam KDRT. Ahli radiologi juga dianjurkan agar meminta dokter yang menangani pasien untuk memeriksa riwayat klinis pasien untuk mencaritahu ada atau tidaknya hal yang mencurigakan.

"Pemeriksaan terhadap riwayat pemeriksaan pencitraan terdahulu dapat membantu ahli radiologi untuk mengonfirmasi kecurigaan terhadap KDRT," papar peneliti lain sekaligus ahli radiologi dari Brigham and Women's Hospital Dr Rahul Gujrathi.

Studi ini akan dipresentasikan dalam pertemuan virtual Radiological Society of North America mendatang. Studi ini masih dianggap sebagai pendahuluan sampai dipublikasikan dalam jurnal peer-review.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement