Senin 10 Aug 2020 08:09 WIB

Vaksin Covid Berpotensi Kurang Efektif pada Orang Obesitas

Vaksinnya mungkin akan bekerja tetapi tidak seefektif bila diberikan pada nonobesitas

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi vaksin. Peneliti menilai kelebihan lemak pada orang obesitas juga dapat membuat vaksin Covid-19 menjadi kurang efektif.
Foto: AP/Eraldo Peres
Ilustrasi vaksin. Peneliti menilai kelebihan lemak pada orang obesitas juga dapat membuat vaksin Covid-19 menjadi kurang efektif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegemukan atau obesitas telah diketahui menjadi salah satu faktor risiko dalam infeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Peneliti menilai kelebihan lemak pada orang obesitas juga dapat membuat vaksin Covid-19 menjadi kurang efektif.

Hal serupa telah terjadi pada vaksinasi untuk influenza dan hepatitis B. Pemberian vaksin influenza dan hepatitis B menjadi kurang efektif saat diberikan kepada orang dewasa yang obesitas.

Baca Juga

Berdasarkan hal ini, peneliti memiliki teori bahwa vaksin Covid-19 dapat menunjukkan hasil yang serupa pada kondisi tersebut. Bila hal ini benar terbukti, orang-orang obesitas akan menjadi populasi yang paling berisiko di masa pandemi Covid-19.

"Vaksinnya mungkin akan bekerja (pada orang obesitas) tetapi tidak seefektif (bila diberikan pada orang yang tak obesitas)," ujar asisten profesor di departemen biokimia dan genetika molekuler di University of Alabama Dr Chad Petit, seperti dilansir Mail Online, Senin (10/8).

Pada orang-orang dengan berat badan sehat, sistem imun akan menyebabkan inflamasi ketika memanggil sel-sel untuk melawan bakteri, virus, dan patogen-patogen lain. Akan tetapi, sistem imun tersebut juga dapat menghentikan inflamasi.

Akan tetapi, hal yang sedikit berbeda terjadi pada respon imun orang-orang obesitas. Obesitas meningkatkan respon imun sehingga menyebabkan inflamasi berlebih. Kondisi ini membuat tubuh orang obesitas lebih sulit untuk melawan bakteri, virus, atau patogen lain yang masuk dan menyerang tubuh.

Respons imun yang kurang baik pada orang dewasa obesitas setelah divaksinasi juga telah terjadi di masa lalu. Sebagai contoh, studi pada Mei 2017 menunjukkan bahwa respons antibodi terhadap vaksin hepatitis B secara signifikan menurun pada orang obesitas dibandingkan orang non obesitas.

Salah satu hipotesis menilai inflamasi kronik terkait obesitas menyebabkan penurunan produksi makrofag. Makrofag merupakan sel khusus yang berperan dalam menghancurkan organisme berbahaya.

Profesor dari Vanderbilt University Medical Center Dr William Schaffner menilai ukuran jarum suntik saat vaksinasi pada orang obesitas juga penting. Jarum satu inci yang merupakan standar dalam imunisasi dapat memberikan efek yang lebih lemah pada orang-orang kegemukan berat dibandingkan jarum dengan ukuran yang lebih panjang.

"Dokter perlu memikirkan dengan baik panjang jarum yang digunakan untuk itu, bila Anda memberikan injeksi intramuskular," jelas Schaffner.

Terlepas dari teori yang ada, Dr Schaffner menilai akan lebih baik dan lebih aman bila orang obesitas tetap mendapatkan vaksin. Pemberian vaksin tetap dapat mencegah terjadinya penyakit. Sekalipun tetap terkena penyakit, penyakit yang muncul akan lebih ringan dibandingkan bila tidak mendapatkan vaksin.

"Dengan kata lain, proteksi yang lebih rendah jelas lebih baik daripada tidak ada proteksi sama sekali," tambah Schaffner. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement