Sabtu 06 Jun 2020 05:53 WIB

Anak Muda Tetap Harus Tingkatkan Kewaspadaan Saat New Normal

Anak muda tetap harus waspada saat new normal.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Muhammad Hafil
Anak Muda Tetap Harus Tingkatkan Kewaspadaan Saat <em>New Normal</em>. Foto ilustrasi: Pengunjung menggunakan lift yang telah dipasang stiker jaga jarak di The Margo Hotel, Depok, Jawa Barat, Jumat (5/6). Sejumlah hotel mulai mempersipakan Standar Operesional Prosedur (SOP) saat kehidupan normal baru (New Normal) mulai diterapkan, salah satunya The Margo Hotel yang sudah melakukan protokol kesehatan ketat diantaranya penggunaan alat pelindung wajah, kacamata, masker, sarung tangan dam penyemprotan cairan disinfektan dalam upaya mencegah Covid-19
Foto: Prayogi/Republika
Anak Muda Tetap Harus Tingkatkan Kewaspadaan Saat New Normal. Foto ilustrasi: Pengunjung menggunakan lift yang telah dipasang stiker jaga jarak di The Margo Hotel, Depok, Jawa Barat, Jumat (5/6). Sejumlah hotel mulai mempersipakan Standar Operesional Prosedur (SOP) saat kehidupan normal baru (New Normal) mulai diterapkan, salah satunya The Margo Hotel yang sudah melakukan protokol kesehatan ketat diantaranya penggunaan alat pelindung wajah, kacamata, masker, sarung tangan dam penyemprotan cairan disinfektan dalam upaya mencegah Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Menghadapi fase new normal, anak muda tetap harus meningkatkan kewaspadaan akan virus Covid-19. Sebab baru-baru ini sebuah studi menemukan bahwa orang muda yang terinfeksi Covid-19 berisiko terkena stroke, terlepas apakah mereka menunjukkan gejala Covid-19 maupun tidak.

Studi yang dilakukan oleh Universitas Thomas Jefferson di Amerika Serikat (AS) ini menganalisa pasien Covid-19 dengan stroke sejak tanggal 20 Maret hingga 10 April. Stroke yang diamati tidak seperti apa yang biasanya mereka lihat, menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Neurosurgery tersebut.

Baca Juga

"Kami melihat pasien berusia 30-an, 40-an dan 50-an memiliki stroke berat, jenis yang biasanya kita lihat pada pasien berusia 70-an dan 80-an," kata Pascal Jabbour dari Thomas Jefferson University.

Studi ini meneliti dan mengkarakterisasi stroke pada pasien yang dites positif COVID-19, bekerja sama dengan ahli bedah dari NYU Langone Medical Center di New York, AS.

Para peneliti memeriksa 14 pasien yang diperiksa di layanan neuro intervensi untuk stroke. Delapan pasien adalah laki-laki, enam adalah perempuan, 50 persen tidak tahu mereka memiliki coronavirus, sementara sisanya sudah dirawat untuk gejala penyakit lain ketika mereka terserang stroke.

"Meskipun kami harus menekankan bahwa pengamatan kami adalah pendahuluan, dan berdasarkan pengamatan dari 14 pasien, dan apa yang kami amati mengkhawatirkan. Orang-orang muda, yang mungkin tidak tahu mereka memiliki coronavirus, sedang mengembangkan gumpalan yang menyebabkan stroke berat," kata Jabbour seperti dikutip dari Times Now News, Jumat (5/6).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa coronavirus memasuki sel manusia melalui titik akses yang sangat spesifik yaitu protein pada sel manusia yang disebut ACE2. Namun, virus corona menempel pada protein ini dan menggunakannya sebagai pintu gerbang ke dalam sel, tempat virus dapat bereplikasi.

Jabbour dan rekannya berspekulasi bahwa virus itu mungkin mengganggu fungsi normal reseptor ACE2 yang mengontrol aliran darah di otak, selain menggunakannya sebagai titik masuk ke sel.

Kemungkinan lain, kata para peneliti, adalah bahwa peradangan pembuluh darah menyebabkan vasculitis dengan cedera pada sel-sel yang melapisi lumen pembuluh, yang disebut endothelium dan menyebabkan trombosis mikro pada pembuluh kecil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement