Selasa 08 Dec 2015 08:23 WIB

Awas, Ini Dampak Buruk Bra yang Terlalu Ketat

Rep: C01/ Red: Indira Rezkisari
Aktivitas yang padat membuat wanita menggunakan pakaian dalamnya dalam waktu lama, bra yang terlalu ketat tapi harus diwaspadai dampaknya bagi kesehatan.
Foto: flickr
Aktivitas yang padat membuat wanita menggunakan pakaian dalamnya dalam waktu lama, bra yang terlalu ketat tapi harus diwaspadai dampaknya bagi kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, Tak jarang wanita berpikir semakin kencang dan ketat sebuah bra, semakin baik. Faktanya, bra yang terlalu kencang dan ketat justru berpotensi turut andil dalam menyebabkan kanker payudara.

Menggunakan bra yang kencang dan ketat memang dapat menunjang penampilan wanita dengan bentuk payudara menjadi lebih baik. Akan tetapi sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard University menunjukkan bahwa bra yang terlalu kencang atau ketat dapat mengarah pada kanker payudara.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa bra yang terlalu ketat dapat membuat sirkulasi darah di bagian payudara menjadi lebih sulit. Selain itu, bra yang terlalu ketat juga dapat merusak jaringan getah bening pada payudara.

Dalam penelitian tersebut, ditemukan pula bahwa bra yang ketat membuat oksigen dan gizi yang tersalurkan pada sel menjadi lebih sedikit. Di sisi lain, zat-zat yang tidak terpakai justru tidak terbuang dengan baik.

(baca juga: 4 Tipe Wanita yang Sebaiknya tidak Dipilih Jadi Pasangan Hidup)

Penelitian menunjukkan kedua kasus tersebut lebih banyak ditemukan pada wanita yang mengenakan bra lebih dari 12 jam per hari dan juga pada wanita yang tidur dengan mengenakan bra. Selain itu, berdasarkan penelitian yang sama, wanita yang paling berisiko terkena payudara ialah para wanita kelas menengah. Pasalnya, mereka memiliki jam kerja yang lebih lama sehingga penggunaan bra yang ketat pun otomatis menjadi lebih lama.

Dokter umum M.D. Mody mengatakan kelenjar getah bening pada payudara memiliki bentuk yang sangat tipis. Hal ini membuat kelenjar-kelenjar getah bening sangat sensitif terhadap terhadap tekanan dan terkompresi. Selain itu, Mody juga mengatakan bra yang terlalu ketat membuat aliran getah bening terhambat di bagian payudara.

Dalam kondisi normal, cairan getah bening membuang semua zat beracun pada payudara. Akan tetapi, bra yang ketat menghambat terjadinya proses pembuangan zat beracun ini. Proses penghambatan ini menyebabkan adanya akumulasi zat beracun di bagian payudara.

"Ini dapat membantu bertumbuhnya kanker," jelas Mody.

(baca: 4 Hal yang tidak Anda Ketahui tentang Orang Kidal)

Meski begitu, cukup banyak wanita yang menilai risiko kanker payudara tersebut dapat diminimalisasi dengan pola makan sehat dan olahraga. Akan tetapi menurut ginekologis Smiti Kamath, sirkulasi getah bening di banyak jaringan merupakan satu gerakan yang berdiri sendiri. Menggunakan bra, khususnya bra dengan kawat dan bra yang digunakan saat tidur, dapat mengganggu aliran getah bening yang menyebabkan terjadinya kurangnya kandungan oksigen.

"Ini menyebabkan terjadinya pembentukan jaringan ikat fibrosa yang berlebihan pada suatu organ, dan ini dapat meningkatkan risiko kanker," terang Kamath.

Onkologis M.V. Shah juga sependapat dengan kedua ahli sebelumnya. Menurut Shah, bra yang ketat dapat menghambat kinerja normal tubuh dalam "membersihkan" diri sendiri. Shah juga mengatakan bra yang ketat menghambat kinerja tubuh untuk menjauhkan diri dari sel kanker dan racun seperti dioxin.

"Ketika Anda menemukan benjolan pada payudara, sangat mungkin bahwa benjolan itu berisi cairan getah bening yang tak dapat bergerak dari jaringan payudara," ungkap Shah, dikutip dari Times of India, Selasa (8/12).

(baca juga: 5 Tanda Hubungan Asmara Anda Harus Diakhiri)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement