Senin 07 Dec 2015 12:42 WIB

Mengenali Faktor Pemicu Nyeri Punggung

Rep: C04/ Red: Indira Rezkisari
Sakit di bagian belakang tubuh banyak terjadi pada pekerja kantoran yang kurang bergerak.
Foto: flickr
Sakit di bagian belakang tubuh banyak terjadi pada pekerja kantoran yang kurang bergerak.

REPUBLIKA.CO.ID, Kesibukan sehari-hari dan keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, membuat para pekerja enggan meninggalkan meja kerjanya. Walaupun hanya untuk berjalan mengambil segelas air, atau sedikit merenggangkan otot-otot leher dan tulang belakang yang kaku.

 

Akibatnya nyeri punggung dan sakit leher tentu melanda. Sayangnya kebanyakan orang menganggap kondisi tersebut hanya merupakan efek dari terlalu memforsir tubuh. Sehingga keluhan itu seringkali diremehkan.

Padahal menurut spesialis orthopedi dan tulang belakang, dr. S. Dohar A.L. Tobing SpOT, K-Spine (Spine & Skoliosis) dari MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, apabila rasa nyeri di bagian tersebut pertanda adanya gangguan pada struktur tulang belakang. Sehingga mengakibatkan gangguan nyeri di sekitar daerah tersebut. Rasa nyeri membutuhkan pengobatan segera agar dampaknya tidak berkepanjangan.

 

’’Pada dasarnya setiap manusia pasti pernah mengeluh nyeri di daerah punggung paling tidak sekali dalam seumur hidupnya,’’ jelasnya dalam acara media conference di  MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, belum lama ini.

Nyeri di sekitar punggung bagian belakang atas hingga ke leher sering dikenal dengan sebutan back pain.  Sementara nyeri di bagian bawah dikenal dengan sebutan low back pain.

(baca: Dokter Sarankan Ganti Sikat Gigi Saat Sedang Sakit)

 

Nyeri pada leher di bagian belakang, bahkan juga dapat disertai dengan nyeri pada kedua lengan akibat saraf di bagian tersebut saling berhubungan. Demikian juga low back pain dapat disertai dengan gangguan nyeri atau sensasi pada tungkai bawah.

 

“Banyak faktor pendorong yang menyebabkan keluhan-keluhan ini, mulai dari gangguan saraf, otot, degenerasi bantalan tulang belakang (disk), arthritis, infeksi, trauma, tumor dan gangguan autoimun. Untuk memastikan diagnosa dan penyebabnya maka diperlukan pemeriksaan laboratorium dan juga investigasi dengan pemeriksaan radiologis,” katanya.

 

Nyeri di bagian belakang bisa juga disebabkan oleh faktor kelainan bentuk tulang belakang (spine deformity). Kelainan ini juga bisa mengakibatkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung dan membungkuk, sehingga tak jarang juga disebut kelainan skoliosis.

 

“Kelainan ini muncul ketika seseorang telah memasuki akil balig, penyebabnya belum dapat diketahui. Tapi diduga faktor bawaan dari lahirlah yang menjadi penyebabnya. Kondisi ini juga seringkali membuat seseorang kerap mengalami nyeri di bagian leher hingga tulang belakang. Sehingga dapat menghambat aktivitas sehari-hari, termasuk saat bekerja,” ungkap sang dokter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement