Rabu 01 Feb 2023 19:35 WIB

Milad Dua Tahun BSI, Laba Tumbuh 40,68 Persen Capai Rp 4,26 Triliun

Aset BSI tembus Rp 305,73 triliun, tumbuh 15,24 persen secara tahunan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi (kiri) bersama Rektor Universitas Gadjah Mada Ova Emilia menghadiri peresmian outlet baru Kantor Cabang Pembantu (KCP) BSI Yogyakarta dan penyerahan Laboratorium Kewirausahaan & UMKM di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Yogyakarta, Jumat (20/1/2023). Selain pembukaan outlet baru, BSI dan UGM juga bekerja sama dalam penyediaan Laboratorium Kewirausahaan & UMKM di lingkungan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.
Foto: Dok BSI
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi (kiri) bersama Rektor Universitas Gadjah Mada Ova Emilia menghadiri peresmian outlet baru Kantor Cabang Pembantu (KCP) BSI Yogyakarta dan penyerahan Laboratorium Kewirausahaan & UMKM di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Yogyakarta, Jumat (20/1/2023). Selain pembukaan outlet baru, BSI dan UGM juga bekerja sama dalam penyediaan Laboratorium Kewirausahaan & UMKM di lingkungan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan laba bersih sebesar Rp 4,26 triliun, tumbuh 40,68 persen secara tahunan (yoy). Pencapaian ini merupakan laba tertinggi sepanjang sejarah berdirinya bank syariah di Indonesia.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, capaian yang sangat impresif di tahun kedua yang merupakan hasil kerja yang solid dan strategi respon yang tepat BSI di tengah berbagai tantangan ekonomi di sepanjang tahun 2022. Di usianya yang menginjak dua tahun BSI telah menjadi market leader dalam industri keuangan syariah di Indonesia, baik dari sisi jaringan, customer based, capital untuk dapat melayani umat dan nasabah.

Baca Juga

Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di Indonesia, BSI terus mengoptimalkan potensi pengembangan Islamic Ecosystem dalam negeri. Mulai dari peningkatan literasi keuangan syariah, menyasar ekosistem Ziswaf, masjid, pendidikan, kesehatan dan industri manufaktur lainnya.

“Alhamdulillah, di tahun kedua sejak berdirinya BSI mampu mencetak laba impresif. Pencapaian ini membuktikan strategic response BSI yang tepat untuk meraih pertumbuhan bisnis yang sehat, penghimpunan dana masyarakat, menjaga sustainability pertumbuhan yang fokus pada aspek likuiditas terutama pertumbuhan dana murah, serta menjaga kualitas aset,” jelasnya dalam Press Conference Kinerja Kuaratal IV 2022 PT Bank Syariah Indonesia TBK di Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Pertumbuhan laba perseroan diiringi dengan meningkatnya aset BSI yang saat ini mencapai Rp 305,73 triliun, tumbuh 15,24 persen secara tahunan. Selain itu, juga ditopang oleh pertumbuhan bisnis yang sehat dari segmen retail dan wholesale serta didukung oleh peningkatan dana murah, kualitas pembiayaan yang baik, efisiensi dan efektivitas biaya dan fee based income (FBI).

Peningkatan laba bersih juga didorong oleh pencapaian kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 261,49 triliun yang tumbuh 12,11 persen secara tahunan, pembiayaan yang tumbuh 21,26 persen secara tahunan menjadi Rp 207,70 triliun, kualitas pembiayaan yang terjaga baik tercermin dari NPF Gross di level 2,42 persen serta peningkatan fee based income BSI Mobile mencapai Rp 251 miliar, tumbuh 67 persen secara tahunan.

Hingga Desember 2022, total pembiayaan BSI mencapai Rp 207,70 triliun, dengan porsi pembiayaan yang didominasi oleh pembiayaan konsumer sebesar Rp 106,40 triliun, tumbuh 25,94 persen secara tahunan. Selain itu, pembiayaan wholesale sebesar Rp 57,18 triliun atau tumbuh 15,80 persen secara tahunan dan pembiayaan mikro yang mencapai Rp 18,74 triliun, tumbuh 32,71 persen secara tahunan.

Meningkatnya pemahaman literasi keuangan syariah di Indonesia, tambah Hery, juga menjadi pendorong pertumbuhan kinerja dan efektivitas layanan digital yang mampu menjangkau nasabah sesuai segmen. “Capaian ini merupakan apresiasi bagi BSI atas kepercayaan nasabah terhadap kinerja positif industri perbankan syariah di Indonesia. Kedepan, perseroan secara kontinu akan lebih agile untuk mewujudkan BSI menjadi top 5 di pasar domestik dan top 10 di level global,” tutur Hery.

Dari sisi likuiditas, BSI mencatat perolehan DPK BSI mencapai Rp 261,49 triliun, yang didominasi oleh tabungan wadiah mencapai Rp 44,21 triliun dan berada di peringkat ke 5 tabungan secara nasional dengan jumlah nasabah BSI mencapai 17,78 juta orang. Pencapaian ini memberikan pengaruh positif terhadap rasio Cost of Fund (CoF) BSI menjadi 1,62 persen.

Rasio keuangan BSI juga solid, tumbuh dan terintermediasi dengan baik. Terlihat dari ROE (Return of Equity) sebesar 16,84 persen dan ROA (Return of Asset) sebesar 1,98 persen. Selain itu, dari sisi biaya BSI mencatat efektifitas dan efisiensi yang tercermin dari rasio BOPO (Biaya Operasional) menjadi 75,88 persen.

BSI yakin kinerja positif di tahun 2022 akan terus berlanjut di tahun 2023, apalagi perseroan fokus untuk membangun Islamic Ecosystem dan memperkuat Ziswaf untuk kepentingan umat. “BSI siap membawa babak baru industri keuangan syariah melalui business model layanan keuangan, sosial dan spiritual yang dapat menjawab segala kebutuhan nasabah,” ucap Hery.

BSI terus menyasar nasabah - nasabah yang memiliki asset pertama, berpenghasilan tetap dan wirausaha. Pada 2022, BSI mencatat segmen pembiayaan konsumer (Griya, Oto, Multiguna) tumbuh melesat. Begitupula dengan wholesale berfokus pada pembiayaan sindikasi dan kolaborasi dengan Pemerintah, dan pembiayaan mikro berfokus pada penyaluran pembiayaan UMKM, KUR dan kolaborasi dengan berbagai lembaga pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement