Senin 01 Feb 2021 15:30 WIB

Lima Pesan Jokowi untuk BSI yang Beroperasi Hari Ini

BSI perlu memaksimalkan pemanfaatan teknologi digital.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
PT Bank Syariah Indonesia Tbk., entitas usaha hasil penggabungan tiga bank syariah milik Himbara, diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, pada hari ini, Senin (1/2).
Foto: Dok. Bank Syariah Indonesia
PT Bank Syariah Indonesia Tbk., entitas usaha hasil penggabungan tiga bank syariah milik Himbara, diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, pada hari ini, Senin (1/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) diresmikan operasionalnya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (1/2). Bank yang merupakan hasil merger dari tiga bank syariah, yakni Bank BRI Syariah, BNI Syariah, dan Mandiri Syariah ini praktis menjadikannya bank syariah terbesar di Tanah Air. 

Dalam peluncuran Bank Syariah Indonesia (BSI) hari ini, ada lima pesan yang dititipkan Presiden Jokowi kepada direksi. Pertama, BSI harus menjaga perannya sebagai bank yang universal. Artinya, ujar Jokowi, BSI harus terbuka, inklusif, dan menyambut baik siapapun nasabah yang ingin bergabung tanpa memandang latar belakang. 

Baca Juga

Pesan kedua yang disampaikan presiden, BSI perlu memaksimalkan pemanfaatan teknologi digital. Hal ini bertujuan untuk menjangkau lebih banyak nasabah di daerah, khususnya di pelosok, yang selama ini belum tersentuh pelayanan perbankan. Sistem keuangan digital inilah yang dipercaya menjadi solusi bagi perbankan untuk menjangkau kelompok ini. 

"Ketiga, BSI harus menarik minat generasi muda milenial untuk menjadi nasabah. Jumlah generasi muda milenial Indonesia saat ini mencapai 25,87 persen dari total 270 juta penduduk Indonsia. Ini sebuah jumlah yang sangat besar," ujar Presiden Jokowi dalam peluncuran PT Bank Syariah Indonesia Tbk di Istana Negara, Senin (1/2). 

Selanjutnya, pesan keempat, Jokowi meminta BSI untuk memberikan layanan keuangan syariah dan produk yang kompetitif dengan pasar. Produk dan layanan keuangan syariah ini harus menjawab kebutuhan konsumen, mulai dari pelaku UMKM, korporasi, hingga ritel. 

"Juga harus mampu memfasilitasi nasabah agar cepat naik kelas dan menjadi tulang punggung ekonomi negara kita Indonesia," kata Jokowi

Terakhir, Jokowi mengingatkan bahwa PT Bank Syariah Indonesia Tbk berperan sebagai baromoter industri perbankan syariah di Indonesia. Karenanya, imbuh Jokowi, BSI mau tak mau harus jeli dan gesit dalam menangkap peluang pasar. Jokowi meminta BSI untuk membuat tren-tren baru dalam perbankan syariah demi menggaet lebih banyak nasabah. 

"Bukan hanya mengiktui tren yang sudah ada," kata Jokowi. 

Sebagai informasi, proses persiapan merger tiga bank syariah menjadi PT BSI Tbk tidak singkat. Butuh waktu setidaknya hampir 10 tahun hingga peluncurannya hari ini. 

Rencana mendirikan bank syariah skala besar yang bisa bersaing dengan jejeran bank nasional sudah tertuang dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia yang diluncurkan pada Desember 2015. Rencana tersebut kemudian berlanjut dalam Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia 2019-2024.

Proses rancangan Masterplan tersebut setidaknya memakan waktu hingga tiga tahunan. Penguatan bank syariah menjadi salah satu agenda utama. Bank harus bisa menyamai bank-bank BUKU IV yang sudah eksis, bisa mengelola APBN, hingga menjadi bank operasional untuk gaji-gaji ASN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement