Rabu 20 Jan 2021 12:07 WIB

Posisi Indonesia di Pembiayaan Syariah Global Makin Kuat

Jumlah proyek di Indonesia yang didanai lewat pembiayaan syariah terus meningkat.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Proyek Dengan Biaya Sukuk. Pengerjaan proyek LRT di kawasan Cawang, Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/ Wihdan
Proyek Dengan Biaya Sukuk. Pengerjaan proyek LRT di kawasan Cawang, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, Indonesia semakin memiliki posisi kuat dalam ekosistem pembiayaan syariah global. Salah satu indikatornya, jumlah dan nilai proyek yang dibiayai melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) terus mengalami pertumbuhan positif.

Saat pertama kali dikeluarkan pada 2013, SBSN proyek hanya dimanfaatkan oleh satu kementerian dengan nilai proyek Rp 800 miliar. Jumlah itu perlahan naik hingga mencapai Rp 22,53 triliun dan Rp 28,43 triliun pada 2018 serta 2019.

Baca Juga

Pada tahun lalu, proyek yang dibiayai oleh SBSN menjadi Rp 23,29 triliun dan tersebar di delapan Kementerian/ Lembaga (K/L). Angka ini turun dari target sebelumnya, Rp 32,48 triliun, seiring kebijakan refocussing anggaran di tengah pandemi Covid-19.

Pada tahun ini, nilai proyek kembali meningkat double digit menjadi Rp 27,58 triliun yang diprakarsai oleh 11 K/L. Secara akumulatif, Sri mengatakan, besaran penerbitan SBSN proyek yang dilakukan pemerintah sudah mencapai Rp 145,84 triliun.

"Volume ini tentu menyebabkan Indonesia makin memiliki posisi di dalam global syariah financing karena nilainya makin signifikan," ucap Sri dalam Forum Kebijakan Pembiayaan Proyek Infrastruktur Melalui SBSN Tahun 2021 secara virtual pada Rabu (20/1).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement