Rabu 21 Oct 2020 08:17 WIB

Begini Ringkasan Rencana Merger Bank Syariah

Total aset dari Bank Hasil Penggabungan akan mencapai Rp 214,6 triliun.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Direktur Utama PT Bank BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo (kiri); Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk, Ngatari (kedua kiri); dan Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri, Toni EB Subari (kanan); disaksikan oleh Ketua Project Management Office sekaligus Wakil Direktur PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Hery Gunardi (kedua kanan) dalam penandatanganan Rancangan Penggabungan Bank Syariah di Jakarta, Senin (20/10).
Foto: Dok. Bahana Sekuritas
Direktur Utama PT Bank BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo (kiri); Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk, Ngatari (kedua kiri); dan Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri, Toni EB Subari (kanan); disaksikan oleh Ketua Project Management Office sekaligus Wakil Direktur PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Hery Gunardi (kedua kanan) dalam penandatanganan Rancangan Penggabungan Bank Syariah di Jakarta, Senin (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) mempublikasikan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger), Rabu (21/10). Ringkasan tersebut yang mencakup penjelasan mengenai visi, misi, dan strategi bisnis Bank Hasil Penggabungan.

Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN sekaligus Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Hery Gunardi mengatakan seluruh proses dan tahapan-tahapan setelah Ringkasan Rencana Merger tersebut akan terus dikawal hingga tuntasnya integrasi ketiga bank peserta penggabungan.

"Integrasi ini lebih dari sekadar corporate action, mengawal dan membesarkan bank syariah terbesar di negeri ini sesungguhnya adalah amanah yang besar," katanya dalam keterangan pers. 

Ia diamanahkan untuk terus mengawal tidak hanya sampai legal merger, tapi juga setelahnya. Ia akan memastikan hadirnya bank syariah nasional terbesar ini benar-benar dapat memberikan manfaat bagi orang banyak dan membawa nama Indonesia ke kancah global sebagai pusat ekonomi syariah dunia.

Publikasi tersebut merupakan bagian dari tahapan rencana penggabungan ketiga bank syariah milik BUMN. Sesuai dengan Ringkasan Rencana Merger yang disampaikan, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki modal dan aset yang kuat dari segi finansial, sumber daya manusia, sistem teknologi informasi, maupun produk dan layanan keuangan.

Hal ini diharapkan mampu meningkatkan penetrasi aset syariah serta meningkatkan daya saing untuk mencapai visi 'Menjadi Salah Satu dari 10 Bank Syariah Terbesar Berdasarkan Kapitalisasi Pasar Secara Global dalam Waktu 5 Tahun ke Depan'.

Total aset dari Bank Hasil Penggabungan akan mencapai Rp 214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun. Dengan demikian Bank Hasil Penggabungan akan masuk ke dalam TOP 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi aset dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar. Bank Hasil Penggabungan akan tetap menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS.

Komposisi pemegang saham pada Bank Hasil Penggabungan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen dan publik 4,4 persen. 

Struktur pemegang saham tersebut adalah berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan. Dokumen Ringkasan Rencana Merger telah disampaikan kepada seluruh regulator terkait baik

regulator pasar modal dan perbankan. Tahapan dan proses-proses selanjutnya akan sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan regulasi dan perundang-undangan yang berlaku. 

photo
Data keuangan PT Bank BNI Syariah, PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri yang akan digabungkan. - (Dok. Bahana Sekuritas)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement