Rabu 21 Oct 2020 00:05 WIB

Wapres Pastikan tak Ada PHK dalam Proses Merger Bank Syariah

Merger bank syariah BUMN libatkan Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang nasabah menunggu di ruang tunggu Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pemerintah resmi melakukan merger pada tiga bank syariah BUMN yaitu PT Bank Syariah Mandiri (BSM), PT Bank BNI Syariah dan PT Bank BRI Syariah Tbk dengan tujuan agar Indonesia yang merupakan negara mayoritas umat muslim mampu memiliki bank syariah terbesar di tanah air yang berskala global.
Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA
Seorang nasabah menunggu di ruang tunggu Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pemerintah resmi melakukan merger pada tiga bank syariah BUMN yaitu PT Bank Syariah Mandiri (BSM), PT Bank BNI Syariah dan PT Bank BRI Syariah Tbk dengan tujuan agar Indonesia yang merupakan negara mayoritas umat muslim mampu memiliki bank syariah terbesar di tanah air yang berskala global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin memastikan tidak ada rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam proses merger bank Syariah BUMN. Tiga bank syariah yang dimiliki oleh Himbara itu adalah Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah.

"Penggabungan ini direncanakan tanpa adanya pemutusan hubungan kerja bagi karyawan dari ketiga bank tersebut," ujar Ma'ruf saat menghadiri acara Best Syariah 2020 secara virtual, Selasa (20/10).

Baca Juga

Ma'ruf mengatakan, penggabungan bank syariah dilakukan dalam rangka memperkuat kelembagaan keuangan syariah di tengah perekonomian syariah global. Proses penggabungan ini akan segera dimulai setelah beberapa hari yang lalu telah ditandatangani Conditional Merger Agreement (CMA) dan telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Dengan ditandatanganinya CMA ini, maka proses penggabungan secara teknis akan segera dimulai. Diharapkan Bank Syariah baru ini akan beroperasi penuh pada Februari 2021," katanya.

Dengan bergabungnya ketiga Bank Syariah tersebut, nantinya total aset yang dimiliki besarnya sekitar Rp 225 triliun dengan 1.200 kantor cabang di seluruh pelosok tanah air. Wapres memperkirakan pada tahun 2025 asetnya akan mencapai Rp 390 triliun sehingga mampu bersaing secara kompetitif di tingkat nasional, regional, maupun global.

"Bank Syariah baru ini diharapkan akan memiliki kemampuan yang besar dalam menciptakan peluang bisnisnya dan menjadi pemain penting dalam sukuk global, serta berpotensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar," ujarnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement