Selasa 29 Nov 2022 14:52 WIB

BPS Lakukan Sensus Pertanian 2023 untuk Petakan Usia dan Lahan Petani

Sensus Pertanian diharapkan akan menghilangkan duplikasi data pertanian dan pangan.

Petani menyemprot hama wereng (ilustrasi). Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan Sensus Pertanian (ST) pada 2023 untuk memetakan berbagai permasalahan pertanian dan pangan di Indonesia.
Foto: dokpri
Petani menyemprot hama wereng (ilustrasi). Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan Sensus Pertanian (ST) pada 2023 untuk memetakan berbagai permasalahan pertanian dan pangan di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan Sensus Pertanian (ST) pada 2023 untuk memetakan berbagai permasalahan pertanian dan pangan di Indonesia seperti jumlah dan usia mayoritas petani hingga luas lahan yang dimiliki, untuk dimanfaatkansebagai basis pengambilan kebijakan oleh pemerintah.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah dalam sambutannya pada acara Kick Off Sensus Pertanian 2023 di Jakarta, Selasa (29/11/2022), mengatakan Sensus Pertanian 2023 diharapkan akan menghilangkan duplikasi data terkait pertanian dan pangan yang kerap menjadi persoalan di Indonesia dan berdampak pada masyarakat hingga petani.

Baca Juga

"Kita perlu transformasi sistem pertanian dan pangan untuk lebih inovatif, berdaya saing dan berkelanjutan. Sensus Pertanian 2023 menyajikan data untuk pembuatan keputusan berbasis bukti, harapannya hasilnya dapat digunakan oleh kementerian dan lembaga maupun berbagai pemangku kepentingan lain untuk memanfaatkan data ini dalam transformasi pertanian dan pangan," kata Habibullah.

Dia menyebutkan hasil berupa data dari Sensus Pertanian 2023 akan menjawab isu global dan tantangan nasional di sektor pertanian pangan. Habibullah mengemukakan Sensus Pertanian 2023 akan mendata jumlah petani Indonesia beserta usianya saat ini, serta menghitung seberapa banyak regenerasi petani yang terjadi secara nasional. 

Hal ini akan mengungkapkan seberapa rentan Indonesia terhadap isu aging farmersyang juga merupakan isu pertanian secara global. Sedangkan untuk menjawab tantangan pertanian skala kecil di Indonesia, Sensus Pertanian 2023 akan memperbarui sistem pengumpulan dan penyimpulan data petani skala kecil yang sudah ada sebelumnya.

Petani skala kecil atau yang biasa disebut petani gurem sebelumnya hanya diukur dari kepemilikan luas lahan sebesar 0,5 hektare. Sedangkan pada Sensus Pertanian 2023, petani skala kecil akan disimpulkan dari penghitungan kepemilikan lahan yang disesuaikan pada masing-masing daerah, jumlah aset ternak, hingga pendapatan petani per bulannya.

Habibullah menyebutkan bahwa kepemilikan luas lahan petani di Papua tidak bisa disamakan dengan kepemilikan lahan petani di Jawa. Selain itu, Sensus Pertanian 2023 juga akan mendata produksi komoditas pertanian Indonesia untuk melihat seberapa kuat ketahanan pangan nasional dalam menjawab isu-isu pertanian dan pangan global, yang salah satunya adalah krisis pangan.

Habibullah mengatakan persiapan Sensus Pertanian 2023 telah dilakukan dan siap untuk dilaksanakan pada tahun depan. Dia mengatakan BPS akan merekrut dan menerjunkan 380 ribu petugas Sensus Pertanian 2023 untuk mengumpulkan data.

"Tujuan manfaat Sensus Pertanian 2023 di antaranya pertama, melihat struktur pertanian dalam 10 tahun terakhir, yang kedua tentu sebagai kerangka sampel untuk kegiatan survei selanjutnya, ketiga adalah sebagai benchmark dan rekonsiliasi statistik pertanian yang ada," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement