Ahad 19 Jun 2022 21:34 WIB

Harga Cabai Terus Naik, Pedagang: Ada Gagal Panen

Harga cabai rawit merah memang naik cukup fantastis.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Pedagang menunjukan cabai merah saat kegiatan Gelar Bawang dan Cabai Merah di halaman Toko Tani Indonesia Center, Jakarta, Ahad (19/6/2022). Kementerian Pertanian melalui Diretorat Jenderal Hortikultura menggelar pasar murah yang menyediakan aneka jenis bawang dan cabai merah dengan harga yang murah sebagai upaya satbilisasi pasokan bawang dan cabai merah. Sejumlah warga mengaku terbantu dengan adanya kegiatan tersebut dengan perbedaan harga jual sekitar Rp20 ribu hingga Rp30 ribu dari harga di sejumlah pasar tradisional. Kegiatan tersebut berlangsung hingga 25 Juni 2022 dari pukul 08.00 - 14.00 WIB.  Republika/Thoudy
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pedagang menunjukan cabai merah saat kegiatan Gelar Bawang dan Cabai Merah di halaman Toko Tani Indonesia Center, Jakarta, Ahad (19/6/2022). Kementerian Pertanian melalui Diretorat Jenderal Hortikultura menggelar pasar murah yang menyediakan aneka jenis bawang dan cabai merah dengan harga yang murah sebagai upaya satbilisasi pasokan bawang dan cabai merah. Sejumlah warga mengaku terbantu dengan adanya kegiatan tersebut dengan perbedaan harga jual sekitar Rp20 ribu hingga Rp30 ribu dari harga di sejumlah pasar tradisional. Kegiatan tersebut berlangsung hingga 25 Juni 2022 dari pukul 08.00 - 14.00 WIB. Republika/Thoudy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah komoditas seperti cabai dan bawang merah terus mengalami kenaikan harga. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menilai, salah satu penyebabnya karena terkendalanya pasokan.

"Ya cabai itu memang ada gagal panen hampir di semua wilayah Indonesia. Ada hitam-hitam seperti jamur di cabainya," ujar Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri kepada Republika.co.id, Ahad (19/6).

 

Ia menyebutkan, harga cabai rawit merah memang naik cukup fantastis. Dari Rp 70 ribu per kilogram (kg) sampai Rp 100 ribu per kg, Rp 110 ribu per kg, hingga Rp 120 ribu per kg.

 

"Ini harus segera diantisipasi. Dengan begitu lonjakannya tidak terlalu tinggi jelang kenaikan permintaan nanti di Idul Adha," tutur Abdullah.

 

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto menjelaskan, produksi beberapa bahan pangan seperti cabai dan bawang merah terganggu karena anomali cuaca. Khususnya yang berada di dataran rendah.

 

"Biasanya pada Juni, curah hujan relatif sedikit, tapi beberapa hari ini dari Mei cukup banyak. Maka menyebabkan lahan-lahan terserang penyakit, petani pun memilih menanam yang lain seperti padi daripada menanam cabai," ucap Prihasto saat ditemui di Toko Tani Indonesia Center, Jakarta, Ahad (19/6/2022).

 

Ia menyebutkan, data yang dimiliki Kementan menunjukkan, di beberapa sentra bawang dan cabai memiliki curah hujan 90 persen, di atas rata-rata selama 30 tahun pada Mei dan Juni. "Jadi memang ada anomali iklim yang nggak bisa kita manipulasi, namun demikian kita sudah siapkan langkah-langkah untuk mendorong musim tanam berikutnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement