Selasa 11 Aug 2020 22:15 WIB

Langkah BNI dan Kementan Dorong Program Ketahanan Pangan

Pandemi Covid-19 juga menyebabkan krisis pangan.

Rep: Anastasia AS (swa.co.id)/ Red: Anastasia AS (swa.co.id)
.
.

Pandemi Covid-19 yang masih terus terjadi hingga kini tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan dan krisis sosial, tetapi juga krisis ekonomi dan bahkan krisis pangan. Potensi terjadinya kelangkaan pangan sudah tercium sejak masa awal masa pandemi di bulan April lalu.

Faktor penyebabnya adalah pembatasan aktvitas manusia yang berimbas pada proses produksi pangan dari hulu ke hilir. Salah satu yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi terjadinya krisis tersebut adalah dengan membangun lahan produksi beras dan sentra produksi pangan lainnya.

Upaya untuk mendukung program tersebut adalah melalui kerja sama antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan BNI dengan membentuk program yang fokus pada pembentukan lumbung pangan.

BNI sebagai salah satu bank milik pemerintah melakukan pembiayaan pada ekosistem pertanian yang dikelola Kementan di Kabupaten Bangka Selatan dan Kabupaten Bangka. Pembiayaan lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersebut diberikan secara masif. Selain memberikan pendanaan, BNI juga melakukan pendampingan, pelatihan, dan pengembangan sektor pertanian.

Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian RI, menyebutkan, pemerintah berharap sektor pertanian dapat tumbuh, bahkan bisa berkontribusi terhadap ekspor di tengah pandemi Covid-19. “Dengan bunga yang murah, syaratnya mudah, dan cara pembayarannya melalui skema sederhana, KUR dapat meningkatkan produktifitas pertanian,” kata dia.

Di sektor pertanian, BNI tercatat telah menyalurkan dana KUR sebesar Rp20,9 miliar kepada 168 debitur di Provinsi Bangka Belitung. Sedangkan secara nasional angkanya mencapai Rp2,73 triliun untuk 86.992 debitur sejak Januari hingga 31 Juli 2020. “BNI mendukung pertumbuhan sektor pertanian, salah satunya dengan percepatan penyaluran KUR sektor pertanian,” Direktur Utama BNI, Herry Sidharta.

Langkah lain yang dilakukan bank pelat merah tersebut adalah dengan menggunakan klaster pada komoditas sektor pertanian, melakukan optimalisasi agen 46 dalam penyaluran pupuk, menggandeng startup untuk smartfarming dan melakukan inovasi pada pembiayaan digital lewat aplikasi BNI Move Agriculture.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement