Senin 13 Jul 2020 23:33 WIB

Kementan Lepas Benih Unggul Padi Gogo Produktivitas Tinggi

Biobestari merupakan padi gogo dengan produktivitas rata-rata 5,8 ton per hektare

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Panen perdana padi gogo, (ilustrasi).
Foto: Kementan
Panen perdana padi gogo, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melepas varietas padi unggul Biobestari Agritan. Biobestari merupakan padi gogo yang memiliki produktivitas rata-rata 5,8 ton per hektare dengan potensi hasil hingga 7,5 ton per hektar.

Peneliti Balitbangtan, Iswari Dewi, menuturkan produktivitas padi Biobestari cukup baik mengingat produktivitas nasional padi gogo saat ini hanya sekitar 4 ton per hektar. Selain produktivitas dan potensi hasil yang tinggi, varietas itu juga memiliki kelebihan ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri (HDB), tahan penyakit blas, toleran terhadap keracunan alumunium serta toleran kekeringan.

Baca Juga

Lebih lanjut, Iswari menjelaskan, luas areal pertanaman padi gogo tidak banyak berubah dari tahun ke tahun yakni sekitar satu juta hektar. Padahal potensi areal pertanaman untuk padi gogo mencapai lebih dari dua juta hektar.

Karena itu, pihaknya berharap benih unggul hasil riset itu dapat memberikan dampak positif terhadap pemanfaatan lahan marjinal di Indonesia, khususnya sawah yang biasa ditanami padi gogo.

"Kita sudah mulai kembangkan di Indramayu. Selanjutnya akan kita kembangkan di daerah dengan kesesuaian lahan dan agroklimat untuk tanaman pangan semusim, sekaligus yang mempunyai potensi pasar,” jelasnya.

Adapun pengembangan di daerah lain yang dimaksud yakni Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantn Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku dan Papua.

“Agar produktivitasnya maksimal, nanti kita lengkapi juga dengan paket teknologi lain seperti sistem tanam larikan,” katanya.

Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry mendorong petani memanfaatkan padi gogo untuk mengatasi masalah kekeringan di berbagai daerah. Menurutnya penggunaan varietas tahan kering akan mengurangi ongkos produksi karena tidak membutuhkan banyak air. "Ini terus kita dorong sehingga terjadi peningkatan produktivitas padi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement