Senin 11 May 2020 01:43 WIB

Bupati: 1.200 Hektar Sorgum Kolaka Timur Gerakkan Ekonomi

Hampir 90 persen penduduk Kolaka Timur adalah petani

Bupati Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, Tony Herbiansyah menegaskan akan terus mendukung dan mendorong petani guna mengembangkan tanaman sorgum sehingga Kolaka Timur menjadi lumbung sorgum.
Foto: humas kementan
Bupati Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, Tony Herbiansyah menegaskan akan terus mendukung dan mendorong petani guna mengembangkan tanaman sorgum sehingga Kolaka Timur menjadi lumbung sorgum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bupati Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, Tony Herbiansyah menegaskan akan terus mendukung dan mendorong petani guna mengembangkan tanaman sorgum sehingga Kolaka Timur menjadi lumbung sorgum. Menurutnya, karena tanaman tersebut sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri, maka dipastikan mampu menjadi cikal bakal penggerak ekonomi wilayah.

"Tanaman sorgum merupakan tanaman multiguna yang memiliki kandungan nutrisi tinggi sehingga dapat menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah krisis pangan dan energi. Sehingga, potensi pengembangannya sangat menjanjikan untuk menjadi penggerak ekonomi wilayah. Tahun ini kami anggarkan untuk pengembangan sorgum 1.200 hektar," demikian jelas Tony, Ahad (10/5).

Tony menjelaskan Kabupaten Kolaka Timur adalah salah satu wilayah administratif di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan jumlah penduduk 156.689 jiwa yg hampir 90 persen penduduknya bermata pencaharian sebagai petani yang mulai merasakan pentingnya pemanfaatan pangan alternatif selain beras dengan mulai mengembangkan tananaman sorgum. Luas potensi lahan pengembangan sorgum di Kolaka Timur mencapai 16.308 ha. Sebagai langka awal pengembangannya, melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan telah membina petani sorgum seluas 230 ha dan 1 (satu) gabungan kelompok tani (gapoktan) sebagai penangkar benih sorgum.

"Kami yakin, dari segi ekonomi, pengembangan sorgum ini mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta dapat membuka lapangan pekerjaan bagi pemuda tan atau tenaga kerja potensial dan akan menekan laju urbanisasi tenaga kerja dari desa ke kota. Tentu kita kelola dengan pola pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah sektor pertanian," terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kolaka Timur, Lasky Paemba mengatakan awal mula sorgum ada di Kolaka Timur yakni karena ada staf yang dikirim mengikuti pelatihan di Bogor. Staf tersebut membawa 30 biji benih sorgum dan dinas pertanian merespon dengan baik sebab sorgum adalah tanaman yang sabar tanpa harus di pupuk dan secara ekonomi memberikan keuntungan yang tinggi.

"Guna mewujudkan hal tersebut, maka pemerintah Kolaka Timur di tahun anggaran 2020 telah menganggarkan pengembangan sorgum seluas 1.200 hektar dan pembuatan DEMFARM seluas 20 hektar," ujarnya.

Pembangunan DEMFARM tersebut dilengkapi dengan beberapa fasilitas. Yakni kebun sorgum 10 ha, laboratorium mini, workshop, gudang/pabrik, dan fasilitas pendukung lainnya. Menurut Lasky, pembangunan fasilitas tersebut dengan harapan agar semuah hasil dari tanaman sorgum dapat diolah dan dikemas dari lokasi DEMFARM. "Adapun hasil yang dimaksud adalah beras sorgum, tepung sorgum, Biomassa dan Bio Ethanol," terang Lasky.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pamgan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengapresiai semangat pemerintah Kabupaten Kolaka Timur yang sejalan dengan tekad Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam mengembangkan pangan alternatif. Di tahun 2020, Kementan telah meluncurkan program bantuan benih pangan alternatif, salah satu pangan alternatif itu adalah tanaman sorgum.

"Salah satu fokus pengembangan budidaya tanaman pangan tahun ini adalah sorgum. Sesuai Komandan SYL (red,- Menteri Pertanian), kami mengalokasikan bantuan benih. Pengembangan tanama ini memiliki posisi strategis dalam menggerakan perekonomian wilayah dan negara sebab banyak manfaatnya khususnya dibutuhkan industri dan bernilai ekspor," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement