Rabu 11 Mar 2020 13:49 WIB

Dewan Kopi: Tren Konsumsi Kopi Dalam Negeri Terus Meningkat

Volume ekspor kopi Indonesia menurun dari 499,6 ribu ton menjadi 359,05 ribu ton.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Petani memanen kopi arabika di Desa Mekarmanik, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/6/2019). (Antara/Raisan Al Farisi)
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Petani memanen kopi arabika di Desa Mekarmanik, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/6/2019). (Antara/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) menyatakan, porsi konsumsi kopi dalam negeri terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dekopi mendorong para petani kopi untuk memanfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disediakan pemerintah untuk meningkatkan produksi.

Ketua Umum Dekopi Anton Apriyantono mengatakan, porsi kopi Indonesia antara yang diekspor dan dikonsumsi dalam negeri sebelumnya 60 persen dan 40 persen. Ekspor didominasi dalam bentuk green bean atau kopi mentah.

Baca Juga

"Sekarang kemungkinan besar sudah berbalik. Ekspor kita trennya turun karena permintaan dalam negeri terus naik. Data detailnya kita menunggu BPS yang merilis," kata Anton saat ditemui di Gedung Kementan, Rabu (11/3).

Mengutip data BPS periode 2015-2019, volume ekspor kopi menurun dari 499,6 ribu ton menjadi 359,05 ribu ton. Alhasil dari sisi nilai ikut menurun dari 1,18 juta dolar AS menjadi 883 ribu dolar AS.

"Sementara, konsumsi kopi oleh masyarakat di dalam negeri tumbuh sekitar delapan persen per tahun. Banyak gerai kafe yang bermunculan, itu sangat membantu," katanya menambahkan.

Hanya saja, Indonesia mengalami tantangan dari segi stagnasi produksi. Sesuai data Kementan, rata-rata produksi petani hanya sekitar 780 ribu ton per tahun. Menurut Anton, stagnasi produksi diakibatkan oleh bibit kopi yang kurang berkualitas hingga wilayah tanam yang menyusut.

Di sisi lain, mayoritas perkebunan kopi dikelola petani rakyat yang mandiri. Dekopi mendorong para petani untuk bermitra dengan perusahaan dan mendorong swasta maupun BUMN untuk berinvestasi di bidang perkebunan kopi.

Bagi petani yang ingin meningkatkan skala usahanya, pun didorong untuk memanfaatkan KUR khusus komoditas kopi yang disediakan pemerintah. Tahun ini, skema pembiayaan KUR dialokasikan sebesar Rp 50 triliun untuk sektor pertanian dan untuk subsektor perkebunan Rp 20,37 triliun.

Khusus untuk komoditas kopi, ditargetkan sebesar Rp 3,96 triliun untuk kegiatan hulu dan Rp 60 miliar di kegiatan hilir. "Dekopi selalu membantu pekebun kopi, sambungkan dengan perbankan supaya bisa mendapat KUR," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement