Rabu 21 Oct 2020 16:14 WIB

Indonesia Perlu Melakukan Transisi Energi

Penggunaan energi baru terbarukan di Indonesia baru 2,5 persen.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri ESDM Arifin Tasrif. Arifin mengaku, Indonesia perlu transisi energi untuk melepas ketergantungan atas bahan bakar fosil.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menteri ESDM Arifin Tasrif. Arifin mengaku, Indonesia perlu transisi energi untuk melepas ketergantungan atas bahan bakar fosil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengakui, Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada energi fosil. Perlu adanya transisi energi untuk melepas ketergantungan atas bahan bakar fosil.

Arifin menjelaskan, saat ini kondisi sumber energi dalam negeri memang masih melimpah. Khususnya untuk sektor batu bara dan gas bumi. Hanya saja, menurutnya tanpa adanya eksplorasi dan juga perubahan konsumsi energi maka Indonesia tidak akan berdaulat energi.

Baca Juga

"Sumber energi nasional memang masih cukup banyak. Namun belum sepenuhnya dikonversi ke cadangan. Transisi energi dibutuhkan untuk menjaga ketersediaan energi di masa mendatang," ujar Arifin dalam diskusi virtual, Rabu (21/10).

Arifin merinci untuk sumber minyak berada di angka 3,77 miliar barel. Sedangkan gas ada di angka 77,3 TCF dan batu bara berada di angka 37,56 miliar ton. Sayangnya, ini belum bisa diproduksi dan masih perlu eksplorasi.

Apalagi, kata Arifin potensi energi terbarukan di Indonesia juga cukup besar. Namun, saat ini baru dimanfaatkan sebesar 2,5 persen saja. Menurutnya, perlu ada starategi untuk memaksimalkan potensi-potensi ini.

"Untuk mendorong transisi energi dan meningkatan investasi, pemerintah Indonesia telah menyiapkan aturan listrik EBT, menciptakan pasar untuk EBT melalui program renewable energy based untuk pengembangan ekomi di kawasan ekonomi khusus serta daerah 3T," ujar Arifin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement