Kamis 11 Aug 2022 12:36 WIB

BUMN Tempati Urutan Teratas 100 Perusahaan Terbesar Indonesia, Erick: Alhamdulillah

Dua puluh dari 100 perusahaan terbesar yang dirilis Fortune merupakan BUMN

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Ketua Harlah satu abad NU, Erick Thohir, menghadiri undangan PBNU untuk Acara Halaqah Fiqih Peradaban di Yogyakarta bersama Gus Yahya, Gus Ipul, dan para Kyai NU. Kegiatan ini menjadi bagian perjalanan menuju harlah satu abad NU, dimana berarti telah satu abad NU berkontribusi menerangi peradaban umat muslim Nusantara yang berlandaskan Pancasila dan NKRI.
Foto: Istimewa
Ketua Harlah satu abad NU, Erick Thohir, menghadiri undangan PBNU untuk Acara Halaqah Fiqih Peradaban di Yogyakarta bersama Gus Yahya, Gus Ipul, dan para Kyai NU. Kegiatan ini menjadi bagian perjalanan menuju harlah satu abad NU, dimana berarti telah satu abad NU berkontribusi menerangi peradaban umat muslim Nusantara yang berlandaskan Pancasila dan NKRI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berhasil menduduki peringkat teratas dalam daftar 100 perusahaan terbesar yang dikeluarkan Majalah Fortune Indonesia berdasarkan pendapatan tahun fiskal 2021.

"Alhamdulillah, transformasi ini dapat berkontribusi lebih bagi negeri. Kita bisa lihat dalam daftar tersebut, lima besar didominasi BUMN, ada Pertamina di peringkat pertama, PLN di nomor dua, lalu di peringkat empat dan lima ada BRI dan Telkom Indonesia. Di luar itu, ada Bank Mandiri di peringkat enam dan MIND ID yang menduduki posisi sepuluh," ujar Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta, Kamis (11/8/2022).

Bagi Erick, hal ini merupakan pencapaian luar biasa dan bukti nyata dari keberhasilan transformasi di BUMN. Hal ini nampak dari 20 dari 100 perusahaan terbesar yang dirilis Fortune merupakan BUMN. Selain nama-nama di atas, ada Pupuk Indonesia di peringkat 13, BNI peringkat 14, Semen Indonesia peringkat 26, dan Pelabuhan Indonesia (Pelindo) peringkat 27. Sementara Krakatau Steel berada di urutan 30, BTN 32, KAI 46, Wijaya Karya 47, PT PP 50, Jasa Marga 60, Kimia Farma 72, Waskita Karya 78, dan Adhi Karya 83.

Baca juga : Dihadapan Delegasi Mahasiswa Stanford, Erick Thohir: Indonesia Fokus Kembangkan UMKM

Laporan Fortune ini sesungguhnya memberikan gambaran positif bagi perekonomian Indonesia. Pasalnya, kata Erick, sebanyak 80 perusahaan dalam 100 teratas berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada 2021. Padahal pada daftar yang sama tahun 2020, hanya 30 perusahaan yang berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan. 

"Yang menarik, Fortune menilai pembentukan sejumlah holding BUMN memiliki dampak besar dalam peningkatan pertumbuhan pendapatan bagi BUMN," ucap Erick.

Transformasi BUMN juga berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,44 persen y-o-y dalam kuartal II 2022, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (5/8). Dengan total aset BUMN yang mencapai sekitar Rp 9.000 triliun pada 2021, kontribusi BUMN terhadap PDB mencapai 53 persen. 

Yang menarik, selain mencatatkan pertumbuhan laba, BUMN tetap menjalankan fungsinya sebagai motor penggerak proyek-proyek yang menyerap tenaga kerja di tengah sikap pesimistis masyarakat yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19. 

Baca juga : PAN: Erick Thohir dan Khofifah Bersaing Ketat di Jatim Sebagai Capres

Selama pandemi, lanjut Erick, BUMN secara masif telah mampu membuka lapangan kerja dalam sejumlah proyek besar besar, seperti proyek peningkatan kilang atau refinery development master plan (RDMP) Balikpapan yang menyerap 19 ribu tenaga kerja, hilirisasi batubara menjadi DME yang menyerap 10 ribu tenaga kerja, smelter tembaga Freeport Gresik yang menyerap hingga 40 ribu tenaga kerja, pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang mencatatkan penyerapan hingga 200 ribu tenaga kerja, serta pembangunan KEK Mandalika di mana InJourney selaku core dari penyelenggaraan event internasional MotoGP mampu menyerap 4.500 tenaga kerja lokal.

Tapi yang paling spektakuler sebenarnya adalah penyerapan tenaga kerja melalui PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi 12,7 juta ibu-ibu pada 2021 dan akan didorong hingga mencapai jumlah 20 juta hingga 2024. 

"BUMN sebagai sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia harus mampu tampil dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, keseimbangan pasar, dan yang terpenting memastikan pembukaan lapangan kerja dapat terus terjadi," kata Erick.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement