Sabtu 28 May 2022 08:10 WIB

HIPMI Bertekad Terus Lahirkan Pengusaha Muda

HIPMI pada tahun ini memasuki usia 50 tahun

Rep: Novita Intan/ Red: Satria K Yudha
Perajin menyulam kain tapis Lampung pada Ekspo UMKM di Bandar Lampung, Lampung, Jumat (27/5/2022). Ekspo UMKM dalam rangka HUT Apeksi ke-22 yang digelar 27-29 Mei 2022 tersebut sebagai upaya mempromosikan produk unggulan masing-masing daerah.
Foto: ANTARA/Ardiansyah
Perajin menyulam kain tapis Lampung pada Ekspo UMKM di Bandar Lampung, Lampung, Jumat (27/5/2022). Ekspo UMKM dalam rangka HUT Apeksi ke-22 yang digelar 27-29 Mei 2022 tersebut sebagai upaya mempromosikan produk unggulan masing-masing daerah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) berupaya membuka akses pasar global bagi UMKM. Hal ini untuk mendorong digitalisasi para pengusaha dan melahirkan pengusaha dari berbagai lembaga pendidikan seperti pesantren, perguruan tinggi hingga sekolah menengah atas. 

 

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI Mardani H Maming mengatakan, pihaknya mencermati perkembangan situasi perekonomian Indonesia dan memandang perlu menyikapi serta mengambil langkah-langkah strategis.

 

 

"HIPMI dilatarbelakangi oleh Konferensi KADIN ASEAN yang bertujuan agar kelak dapat sejajar dengan pengusaha muda lainnya tingkat internasional. HIPMI terus melakukan usaha-usaha demi menggerakkan sektor perekonomian bangsa, salah satu usaha HIPMI adalah ikut aktif dalam sektor UMKM,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (27/5/2022).

 

Menurutnya, saat ini jumlah pengusaha di Indonesia hanya sekitar 3,4 persen. Adapun jumlah ini masih kurang untuk menjadi syarat sebagai negara maju. Untuk menjadi negara maju, Indonesia membutuhkan jumlah pengusaha 12 hingga 14 persen dari jumlah penduduk. 

 

"Saya berharap perjuangan HIPMI mencetak para pengusaha muda dapat terus dilanjutkan dari tahun ke tahun, sehingga jumlahnya terus bertambah banyak. Pada masanya Indonesia akan menjadi negara maju,” ucapnya.

 

Pada tahun ini, HIPMI menginjak usia 50 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, HIPMI dinilai mampu memberikan kontribusi penting bagi kemajuan perekonomian Indonesia melalui berbagai programnya. 

 

“HIPMI bukan saja mencetak para entrepreneur, tapi juga melahirkan pemimpin muda di negeri ini,” ucapnya.

 

Menurut Mardani, HIPMI adalah kawah candradimuka para pengusaha muda, yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kemampuan para kadernya untuk menjawab tantangan zaman. “HIPMI selalu membekali kader-kadernya melalui pendidikan dan pelatihan.“

 

Pendirian organisasi ini, lanjut Mardani, dilandasi semangat untuk menumbuhkan wirausaha kalangan pemuda.  Dalam perjalanannya sampai terjadinya krisis ekonomi pada 1998, HIPMI yang didirikan pada 10 Juni 1972 oleh Abdul Latief ini, tidak saja sukses mencetak kader pengusaha, tapi juga melahirkan para pemimpin muda dengan tampilnya tokoh-tokoh muda dalam percaturan dunia usaha nasional maupun internasional. 

 

Saat ini setidaknya ada empat mantan ketua umum HIPMI yang menjadi menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi-Ma'ruf Amin. Empat menteri yang dimaksud antara lain Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement