Rabu 01 Dec 2021 15:37 WIB

Erick Thohir Minta BUMN Berani Intervensi Pasar

Indonesia harus kembali menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dunia.

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan kata sambutan pada acara National Sugar Summit (NSS) 2021 di Jakarta, Rabu (1/12/2021). National Sugar Summit merupakan kegiatan rutin tahunan konferensi industri gula terbesar di Indonesia berskala Internasional dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari Pemerintah sebagai pemegang kebijakan, produsen gula, petani, peneliti, investor, pemerhati hingga praktisi gula dari seluruh penjuru Indonesia.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan kata sambutan pada acara National Sugar Summit (NSS) 2021 di Jakarta, Rabu (1/12/2021). National Sugar Summit merupakan kegiatan rutin tahunan konferensi industri gula terbesar di Indonesia berskala Internasional dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari Pemerintah sebagai pemegang kebijakan, produsen gula, petani, peneliti, investor, pemerhati hingga praktisi gula dari seluruh penjuru Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir meminta BUMN berani menjadi penyeimbang dan melakukan intervensi pasar nasional. Hal ini dalam rangka memastikan pasar Indonesia untuk pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia, bukan untuk pertumbuhan ekonomi bangsa lain.

"BUMN harus menjadi penyeimbang, bahkan harus berani melakukan intervensi pasar nasional agar pasar kita yang menjadi kekuatan kita selama ini harus dipastikan untuk pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia, bukan untuk pertumbuhan ekonomi bangsa lain," ujar Erick Thohir dalam kegiatan National Sugar Summit 2021 di Jakarta, Rabu (1/12).

Baca Juga

Menurut Menteri BUMN, Indonesia tidak anti asing, tetapi tentu kepentingan Indonesia, ekonomi Indonesia untuk terus tumbuh sampai dengan 2045 adalah sebuah keharusan. Apalagi, tidak hanya pasar yang kuat, Indonesia juga memiliki sumber daya alam yang kuat.

Hal-hal tersebut, kata Erick, sesuai pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai Indonesia harus kembali menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dunia.

Menteri BUMN juga tidak ingin Indonesia mengikuti langkah Amerika Latin yang terus mengalami kemerosotan."Beberapa hari ini saya membaca makalah yang sangat amat menarik ditulis surat kabar Nikkei Jepang yang membandingkan situasi yang terjadi di Amerika Latin dengan situasi yang sekarang terjadi di Asia. Amerika Latin adalah satu kawasan yang diprediksi pertumbuhannya luar biasa, tetapi pertumbuhan tersebut tidak juga diikuti dengan komitmen bersama sebagai sebuah negara dan juga tentu seluruh kekuatan individu yang ada di negara tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut,Erick menjelaskan pada akhirnya ketika terjadi bonus demografi tidak ada investasi baru, dalam arti tidak membangun ekosistem yang sehat, pabrik modern dan juga sumber daya manusianya yang tertinggal serta tidak ada juga penguatan riset dan pengembangan atau R&D, itu lah yang semua pihak lihat bagaimana Amerika Latin terus merosot.

"Saat ini, Indonesia juga mengalami hal yang sama, bagaimana kita menjadi luar biasa, ketika seluruh bangsa di dunia mencemooh kita bahwa Indonesia tidak mampu menangani Covid-19, namun pada kenyataannya bangsa Indonesia berkomitmen dan bergotong royong sekarang Indonesia adalah salah satu negara yang bisa menangani Covid-19 dan pertumbuhannya tetap baik," kata Menteri BUMN.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement