Selasa 07 Sep 2021 21:47 WIB

Hutama Karya Selesaikan Pembangunan Bendungan Bendo

Bendungan Bendo dirancang agar dapat menyuplai air untuk daerah irigasi Bendo.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Warga melihat Bendungan Bendo seusai diresmikan Presiden Joko Widodo di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (7/9).
Foto: Antara/Siswowidodo
Warga melihat Bendungan Bendo seusai diresmikan Presiden Joko Widodo di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (7/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hutama Karya berhasil menyelesaikan proyek pembangunan lanjutan Bendungan Bendo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Pembangunan bendungan yang digarap bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Nindya Karya (Persero) itu hari ini (7/9) diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Bendungan Bendo kini telah siap untuk menyuplai air irigasi seluas 7.800 hektare lahan pertanian di wilayah Ponorogo dan Madiun," kata Direktur Operasi I Hutama Karya Novias Nurendra dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (7/8).

Baca Juga

Novias menjelaskan, nilai kontrak proyek tersebut mencapai Rp 1,05 miliar. Novias merinci, proyek pada tahap 1 sebesar Rp 716,5 juta dan tahap 2 sebesar Rp 334,5 juta.

"Cakupan pekerjaan yang kami garap dalam proyek ini antara lain pekerjaan jalan akses masuk, pekerjaan bangunan pelimpah, pekerjaan bangunan fasilitas umum serta pekerjaan bendungan utama," jelas Novias.

Novias mengatakan, pembuatan Bendungan Bendo dirancang agar dapat

menyuplai air untuk daerah irigasi Bendo dengan luas 3.300 hektare dan suplesi daerah irigasi Smart Irrigation Monitoring (SIM) dengan luas 4.500 hektare. Selain itu, Bendungan Bendo dibangun untuk penyediaan air baku dengan debit sebesar 370 liter/detik serta mereduksi banjir dari 420 meter kubik perdetik menjadi 290 meter kubik perdetik.

Dia menambahkan, untuk percepatan pembangunan bendungan, Hutama Karya menggunakan beberapa peralatan konstruksi yang memudahkan pelaksanaan pekerjaan. "Kami telah memulai pembangunan bendungan bendo ini sejak 2013 sampai dengan 2019 untuk pembangunan tahap satu," jelas Novias.

Meskipun dalam pembangunan lanjutan yang dimulai pada 2019 sampai dengan 2021 dihadapkan dengan pandemi Covid-19, namun pengerjaan tetap selesai sesuai target. Pembangunan bendungan tersebut  membuka akses pekerjaan dan menyerap 250 tenaga kerja lokal.

Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan, dengan adanya bendungan akan menyediakan pasokan air bagi lahan pertanian dan mengurangi potensi banjir. Jokowi menuturkan, bendungan tersebut akan menyediakan irigasi untuk 7.800 hektare sawah dan juga pasokan air baku 370 liter per detik.

"Bendungan ini juga bisa mengurangi banjir, mereduksi banjir sebesar 31 persen atau 117 meter kubik per detik," kata Jokowi.

Jokowi meminta bendungan tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan disambungkan ke seluruh jaringan irigasi yang ada. Dengan begitu masyarakat dan para petani bisa meningkatkan produktivitas pertaniannya.

Selain itu, Jokowi mengatakan pada 2021 pemerintah telah dan akan menyelesaikan 17 bendungan. "Artinya produktivitas di bidang pertanian akan ketambahan pasokan air dan kita harapkan akan meningkatkan produktivitas petani-petani kita," ungkap Jokowi.

Bendungan Bendo menjadi satu dari empat bendungan prioritas yang diresmikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kehadiran bendungan tersebut nantinya dapat mendukung irigasi pertanian serta pengembangan sektor ekonomi lainnya di kawasan tersebut yang akan berdampak positif untuk masyarakat secara luas.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement