Jumat 23 Apr 2021 05:10 WIB

Kasus Covid-19 Menurun, Menkeu: Momentum Pemulihan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi bisa terjaga jika Covid-19 bisa dikendalikan.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintan menyebut kasus Covid-19 mengalami penurunan secara harian. Per 20 April 2021, rata-rata kasus aktif harian sebanyak 5.332 kasus.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pengendalian Covid-19 sangat menentukan momentum pemulihan ekonomi bisa terjadi atau tidak. Sebab, pertumbuhan ekonomi bisa terjaga jika Covid-19 bisa dikendalikan.

Baca Juga

"Tes harian dalam gerakan kenaikan, dalam dua bulan terakhir ini juga menunjukkan dari sisi kasus kumulatifnya, kasus kematian, kasus aktif dan kasus sembuhnya, kalau dibandingkan dengan kondisi seluruh dunia kita dalam posisi yang relatif cukup baik," ujarnya saat konferensi pers APBN Kita secara virtual, Kamis (22/4).

Menurutnya situasi tersebut menandakan hal yang baik, sehingga harus mampu dipertahankan oleh semua pihak. "Indonesia kasus kita justru mengalami kelandaian atau paling tidak konstan. Jadi ini adalah situasi yang sangat baik itu Indonesia dan harus kita pertahankan harus kita jaga," ucapnya.

Dia mencontohkan, kasus lonjakan besar terjadi di India sebesar 300 ribu kasus per hari. Negara produsen vaksin itu sempat mengalami penurunan pada akhir Desember lalu, namun kembali melonjak tajam karena terlalu cepat membuka seluruh sektor-sektor kegiatan ekonomi.

"Jadi ini merupakan suatu tingkat yang sangat alarm demikian juga masih di beberapa negara yang lain seperti Amerika Serikat yang menjadi penyumbang juga Turki berhasil. Dari sisi jumlah kasus per harinya masih menunjukkan angka yang cukup tinggi," ucapnya.

Ke depan Sri Mulyani menjamin aktivitas vaksinasi terus dilakukan meskipun adanya kenaikan kasus di India. Adapun kenaikan kasus di India telah memberikan pengaruh terhadap pembatasan vaksin, termasuk ke Indonesia.

"Karena kita juga menggunakan AstraZeneca menjadi tertahan karena India tidak melakukan ekspor vaksin pada saat mereka menghadapi kondisi yang sangat luar biasa di dalam negeri," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement