Jumat 19 Mar 2021 16:20 WIB

Startup Perikanan Diminta Cermat Baca Kebutuhan Pasar Dunia

Pasar produk perikanan global pada 2019 mencapai 162 miliar dolar AS.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Nelayan berada di perahu untuk menangkap ikan dengan cara memukat di Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Senin (15/3). Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengajak berbagai startup atau perusahaan rintisan sektor kelautan dan perikanan untuk cermat membaca kebutuhan pasar dunia.
Foto: ANTARA/Jojon
Nelayan berada di perahu untuk menangkap ikan dengan cara memukat di Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Senin (15/3). Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengajak berbagai startup atau perusahaan rintisan sektor kelautan dan perikanan untuk cermat membaca kebutuhan pasar dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengajak berbagai startup atau perusahaan rintisan sektor kelautan dan perikanan untuk cermat membaca kebutuhan pasar dunia. Kepiawaian dalam membaca pasar dapat mendorong startup untuk terus tumbuh dan berinovasi untuk meningkatkan perekonomian sekaligus menyejahterakan masyarakat.

"Startup digital ini bagus, tapi kalau mau lebih hebat lagi supaya meningkat dan menjadi unicorn ke depannya, kita harus melihat market capacity di situ," Trenggono saat audiensi dengan Digifish Network yakni jaringan startup kelautan dan perikanan Indonesia di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Kamis (18/3).

Baca Juga

Trenggono menjelaskan pasar produk perikanan global pada 2019 sebesar 162 miliar dolar AS. Indonesia, dia katakan, akan fokus pada ekspor tiga komoditas unggulan, yakni Udang, Lobster dan Rumput Laut, dengan nilai total pasar mencapai 32.050 miliar dolar AS atau 19,69 persen dari total seluruh pasar produk perikanan dunia. Data pasar dapat menjadi dasar dalam mengembangkan inovasi teknologi dan membuka ruang baru usaha-usaha perikanan yang memiliki potensi besar.

"(Kita) harus menciptakan ruang baru, karena startup sekarang sudah sulit bertahan, harus terus memiliki ide yang brilian. Saya kasih ruang, yang pertama dilihat adalah market dan tidak menutup kemungkinan untuk kolaborasi sistem antar-startup," ucap Trenggono.

Trenggono mengatakan perkembangan startup sektor kelautan dan perikanan di Indonesia  terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hingga 2020 sudah ada 32 startup. Mereka bergerak dalam berbagai ragam inovasi, yakni Fintech, Nanobubble, Autofeeder, Internet of Things (IoT) Tambak, E-Commerce, Marketplace, Portable Pond, dan Water Quality Equipment. 

Penggagas Digifish Network Rully Setya mengatakan siap untuk terus melakukan inovasi dan berkolaborasi dengan KKP dalam perkembangan industri kelautan dan perikanan.

"Kami mohon dukungan untuk inovasi digitalisasi, distribusi, penggunaan produk, mendorong pelaku usaha dan event untuk meningkatkan industri kelautan dan perikanan ini," ujar Rully.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement