Selasa 24 Nov 2020 14:06 WIB

Sektor Konstruksi Diprediksi Mulai Membaik Tahun Depan

Vaksin anticovid menjadi sentimen positif untuk seluruh sektor.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Warga berada di proyek jalan Tol Kunciran-Cengkareng di Cipondoh, Tangerang, Banten, Senin (16/11). Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra PG Talattov menyebut tahun depan dapat menjadi fondasi dasar buat kebangkitan BUMN konstruksi.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warga berada di proyek jalan Tol Kunciran-Cengkareng di Cipondoh, Tangerang, Banten, Senin (16/11). Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra PG Talattov menyebut tahun depan dapat menjadi fondasi dasar buat kebangkitan BUMN konstruksi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra PG Talattov menyebut tahun depan dapat menjadi fondasi dasar buat kebangkitan BUMN konstruksi. Hal ini tak lepas dari rencana vaksinasi yang akan dijalankan pemerintah pada 2021. 

Abra menilai vaksin anticovid menjadi sentimen positif untuk seluruh sektor lantaran akan kembali menggerakan aktivitas masyarakat, ekonomi, serta pembangunan konstruksi. Pasalnya, Abra menyebut merosotnya kinerja BUMN konstruksi tak sekadar akibat rendahnya realisasi kontrak, melainkan kebijakan PSBB di Indonesia maupun lockdown di sejumlah negara selama pandemi. 

Baca Juga

"Jadi kalau vaksin bisa terealisasi tahun depan saya pikir seluruh sektor, termasuk BUMN konstruksi akan melesat di tahun depan," kata Abra, Selasa (24/11).

Selain vaksin, Abra menilai masifnya proyek infrastruktur yang dilakukan pemerintah pada tahun depan akan mendorong optimisme bahwa BUMN konstruksi akan kembali tumbuh. Abra mengatakan proyek-proyek pemerintah akan menjadi tumpuan dalam pemulihan ekonomi tahun depan, termasuk bagi kinerja BUMN sektor konstruksi.

"Megaproyek pemerintah yang banyak jadi tumpuan ekonomi tahun depan karena kita tidak bisa lagi andalkan sisi swasta, investasi, atau konsumsi masyarakat yang saat ini masih dalam mode saving, orang menahan belanja. Justru katalisatornya dari sisi pemerintah," kata Abra menambahkan.

Abra mengatakan,  merosotnya kinerja BUMN sektor konstruksi merupakan imbas dari adanya pandemi Covid-19. BUMN konstruksi sejak pandemi termasuk yang paling terdampak karena banyak proyek-proyek swasta atau pemerintah yang tertunda atau dibatalkan karena harus ada recofusing.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) misalnya, mencatatkan laba bersih sebesar Rp 50,19 miliar pada kuartal III 2020. Nilai ini turun 96,29 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,35 triliun.

Nasib serupa juga dialami PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Laba bersih perseroan mengalami penurunan hingga 95,62 persen menjadi Rp 15,38 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement